Tuan Guru Muhammad Bakhiet Al-Banjari (lahir 01 Januari 1966) adalah salah seorang ulama dan tokoh masyarakat yang sangat kharismatik dan berpengaruh besar di Kalimantan Selatan.

Muhammad Bakhiet Al-Banjari
Muhammad Bakhiet Bin Ahmad Mughni Al-Banjari
NamaMuhammad Bakhiet Al-Banjari
NisbahAl Arsyadiyah
KebangsaanIndonesia
JabatanUlama Besar,Tokoh Masyarakat Kalimantan Selatan, Tokoh Agama, Mubaligh
IstriIbunda Hj. Sakdiah

[1]

Silsilah:

1. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam

2. Fatimah Az-Zahra

3. Husain Asy-Syahid

4. Ali Zainal Abidin As-Sajjad

5. Muhammad Al-Baqir

6. Ja'far Ash-Shadiq

7. Ali Al-Uraidhi

8. Muhammad An-Naqib

9. Isa Ar-Rumi

10. Ahmad Al-Muhajir

11. Ubaidillah

12. Alwi Al-Awwal (Alawiyyin) Abi Sa'adah

13. Muhammad Maula Shama'ah

14. Alwi Ats-Tsani

15. Ali Khali' Qasam

16. Muhammad Shahib Mirbath

17. Ali Walidil Faqihi / Ali Faqih Nuruddin Al-'Adham Al-Faqih Al-Muqaddam

18. Muhammad Al-Faqih Muqaddam (+1232 M)

19. Alwi Al-Ghayyur

20. Ali Maula Ad-Dark

21. Muhammad Al-Mauladawilah

22. Abdurrahman Assegaf

23. Syaikh Abu Bakar As-Sakran

24. Abdullah Al-'Aydarus Al-Akbar (Datu Seluruh Keluarga Al-'Aydarus)

25. Syaikh

26. Abdullah

27. Husain

28. Ahmad Ash-Shalabiyah

29. Abu Bakar Al-Hindi

30. Abdullah Lok-Gabang

31. Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari

32. Khalifah Hasanuddin

33. Syaikh Syihabuddin

34. Syaikh Muhammad Thahir

35. Syaikh Ismail

36. Syaikh Ahmad Mughni (H. Ahmad Negara)

37. Tuan Guru KH. Muhammad Bakhiet (Guru Bakhiet)

Sumber : Habib Alwi bin Fuad Alaydrus, Tuan Guru KH. Sufyan Jalil, Tuan Guru KH. Abdussalam An-Naqari, Ustadz Muhammad Saubari.

Kelahiran dan Silsilah & keluarga sunting

Tuan Guru Haji Muhammad Bakhiet atau biasa dipanggil Guru Bakhiet, dilahirkan pada 5 September 1966 di desa Telaga Air Mata, Kampung Arab, kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Ayah beliau adalah Tuan Guru Haji Ahmad Mughni dan Ibu beliau Hj. Zainab. Adapun silsilah Ayah beliau adalah Tuan Guru Haji Ahmad Mughni bin Tuan Guru Haji Ismail bin Tuan Guru Haji Muhammad Thahir bin Syaikh Syihabuddin bin Khalifah Hasanuddin bin Maulana Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari.

SILSILAH :

1. NABI MUHAMMAD SAW

2. Fatimah Az-Zahra

3. Husain

4. Ali Zainal Abidin

5. Muhammad Al-Baqir

6. Ja'far Ash-Shadiq

7. Ali Al-Uraidhi

8. Muhammad An-Naqib

9. Isa Ar-Rumi

10. Ahmad Al-Muhajir

11. Ubaidillah

12. Alwi Al-Awwal (Alawiyyin) Abi Sa'adah

13. Muhammad Maula Shama'ah

14. Alwi Ats-Tsani

15. Ali Khali' Qasam

16. Muhammad Shahib Mirbath

17. Ali Walidil Faqihi / Ali Faqih Nuruddin Al-'Adham Al-Faqih Al-Muqaddam

18. Muhammad Al-Faqih Muqaddam (+1232 M)

19. Alwi Al-Ghayyur

20. Ali Maula Ad-Dark

21. Muhammad Al-Mauladawilah

22. Abdurrahman Assegaf

23. Syaikh Abu Bakar As-Sakran

24. Abdullah Al-'Aydarus Al-Akbar (Datu Seluruh Keluarga Al-'Aydarus)

25. Syaikh

26. Abdullah

27. Husain

28. Ahmad Ash-Shalabiyah

29. Abu Bakar Al-Hindi

30. Abdullah Lok-Gabang

31. Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari

32. Khalifah Hasanuddin

33. Syaikh Syihabuddin

34. Syaikh Muhammad Thahir

35. Syaikh Ismail

36. Syaikh Ahmad Mughni (H. Ahmad Negara)

37. Tuan Guru KH. Muhammad Bakhiet (Guru Bakhiet)

Sumber : Habib Alwi bin Fuad Alaydrus, Tuan Guru KH. Sufyan Jalil, Tuan Guru KH. Abdussalam An-Naqari, Ustadz Muhammad Saubari.

Pendidikan sunting

Pendidikan Guru Bakhiet di tahap pendidikan formal hanya sampai kelas IV Sekolah Dasar Negeri pada tahun 1976. Selebihnya dia lebih banyak menimba ilmu pada pendidikan non formal, yaitu pendidikan dari kedua orang tuanya, khususnya dari ayahnya yang seorang ulama. Dia pernah menimba ilmu di Pondok Pesantren Ibnu Amin pada tahun 1977 kurang lebih selama tiga tahun. Selanjutnya pada tahun 1980 menjadi santri Pondok Pesantren Darussalam kurang lebih enam bulan. Dari situ kemudian pindah ke Darussalamah kurang lebih satu setengah tahun.

Setelah sekian lama di Martapura, kemudian dia kembali ke Barabai dan berguru dengan orang tua Beliau sendiri, yaitu Ayahnya. Ayahnya ini mengajarkan tentang ilmu, khususnya ilmu batin, dan berguru dengan para ulama yang ada di sekitarnya. Dalam memperdalam ilmu agama banyak ia ambil dari para ulama terkemuka. Guru-guru dia antara lain adalah orang tua dia sendiri yaitu Tuan Guru Haji Ahmad Mughni, dari sini sangat banyak ilmu yang diperoleh khususnya berkenaan dengan ilmu bathin (ilmu tasawuf). Ilmu fikih secara khusus berguru dengan Tuan Guru Haji Abdul Wahab (Kampung Qadli Barabai). Ilmu bahasa Arab khususnya ilmu Nahwu ditimbanya dari Tuan Guru Haji Hasan dan Tuan Guru Haji Saleh Barabai. Sedangkan berkenaan dengan ilmu falak dia pelajari dari Tuan Guru Haji Mahfuz bin Tuan Guru Haji Muhammad Ramli bin Tuan Guru Haji Muhammad Amin, seorang tokoh Pendiri Pondok Pesantren Ibnul Amin Pamangkih.

Dakwah, Ketokohan & Pengaruh sunting

Di samping sebagai ulama. Tuan Guru Haji Muhammad Bakhiet juga seorang guru Tarikat Alawiyah.Berkenaan dengan dengan Tarikat Alawiyah ini secara historis dia pada tahun 1993 dikirim ke Surabaya (Bangil). Di sinilah dia mengaji dan mengambil Tarikat Alawiyah dari Habib Zein Al Abidin Ahmad Alaydrus. Kurang lebih satu tahun bergelut dalam dunia Tarikat Alawiyah dengan syarat para jamaah yang mengikutinya tidak kurang dari 40 orang. Waktu itu ada sejumlah nama yang aktif malah menjadi murid utama dia, di antaranya adalah Abdul Karim, Abdurrahim, Abdul Aziz, Abdushomat, Abdul Muin, Ahmad Mugeni, Ahmad Said, Ahmad Nor, Ali Mawardi, Baihaqi, Fahrurrazi, H. Abdussalam, H. Alfian Hidayat, H. Darussalam, Zunaidi HA, Mahdi Jauhari, Muhammad Arsyad, Muhammad Ahyad, Muhammad Farid Wajidi, dan lain-lain. Tarikat Alawiyah sangat maju pesat perkembangannya yang pengikutnya hingga kini mencapai puluhan ribu orang. Pada mulanya pengajian tarikat Alawiyah bertempat di Pondok Pesantren Hidayaturrahman Barabai. Di tempat ini pengajian berlangsung kurang lebih 40 minggu atau 40 kali pertemuan. Namun setiap kali pertemuan pesertanya semakin bertambah. Bertambahnya jumlah jamaah maka dia pindah lagi ke pondok pesantren Rahmatullah Ummah. Dari sinilah nantinya menjadi pondok pesantren Nurul Muhibbin yang cukup terkenal itu dan selanjutnya pindah ke Paringin dengan lokasi yang sangat luas dan lengkap dengan pemukimannya.

Sosok Tuan Guru Haji Muhammad Bakhiet sangat kharismatik dan sangat dihormati oleh masyarakatnya di Hulu Sungai. Dari hasil observasi Penulis, sejak Guru Bakhiet berkiprah di Barabai maka suasana kota Apam itu pada khususnya dan Kabupaten HST pada umumnya telah menunjukkan perkembangan yang cukup positif dari segi corak keberagamaannya. Bahkan, ketika terjadi perbedaan pendapat dalam penentuan hari raya antara Guru Bakhiet dan Pemerintah RI, mayoritas umat Islam HST lebih memilih ikut Guru Bakhiet dibandingkan mengikuti ketetapan pemerintah.

Menurut beberapa orang yang dekat dengan dia, kelebihan yang dimiliki oleh dia di samping ilmu dan amaliahnya, antara lain yaitu:

-Menjauhi pemerintah. Contohnya dia menolak dibawa Umrah oleh Pemerintah Daerah. -Netral dalam persoalan politik dan tidak ikut-ikutan dalam persoalan ini. Umpamanya dia menolak pemberian berupa uang dan harta karena kepentingan polotik (partai). -Dia tahan terhadap godaan dunia (wara’). -Sangat memuliakan para habaib. Setiap tanggal 3-5 dia membagi beras untuk para janda, habaib atau yang miskin. Begitu juga pada hari raya. Walaupun dia bukan turunan habaib dalam arti formal tetapi para habib mengakui dia sebagai bagian dari keluarga habaib (Mulhaq Habaib), karena kecintaannya yang luar biasa terhadap para habaib. Konon dia tidak bisa dalam seharipun kalau tidak bertemu dengan habib, walaupun hanya melihat mukanya.

Karya Tulis sunting

Di samping itu, salah satu akhlak mulia yang penulis temukan sendiri pada diri dia adalah sifat tawadhu. Antara lain dia tidak mau dicium tangannya ketika kita bersamalaman dengan dia.

Karya-karya Tuan Guru Haji Muhammad Bakhiet ada yang berupa tulisan yang umumnya diambil dari karya-karya Imam al-Ghazali khususnya Ihya Ulumuddin, juga ada yang berupa buletin. Di samping itu berbagai kegiatan pengajian telah didokumentasikan dan kaset-kasetnya beredar di tengah-tengah masyarakat. Dari kaset inilah pengajian dia bisa diakses. Malah salah satu stasion televisi swasta di Kota Banjarmasin telah menyiarkan secara berkala pengajian dia tersebut.

Di antara ajaran dia yang berkenaan dengan tradisi masyarakat adalah: - Pentingnya mentradisikan pakaian putih, karena menurut dia pakaian putih adalah pakaian ahli surga. - tidak boleh menggambar makhluk bernyawa secara full body, meskipun dalam bentuk fotograf, termasuk wali-wali Allah sekalipun. -urutan amar ma’ruf nahi munkar adalah doa, teladan, baru lisan/tulisan

Demikian sekilas perkenalan kita terhadap sosok Guru Bakhiet yang berkiprah di kawasan utara Tanah Banjar, mengingatkan kita pada ketokohan Datu Kandang Haji di Paringin dan Datu Nafis di Kalua. Sejak sekitar bulan September 2013, bagi kita yang berdomisili di luar Kalimantan, bisa mengikuti rekaman pengajian Guru Bakhiet melalui saluran Aswaja TV.

Data terbaru berkenaan nasab dia di atas penulis kutip dari Tuan Guru Haji Abdus Salam (Paser), salah seorang adik Tuan Guru Haji Muhammad Bakhiet, dalam buku “Ringkasan Manaqib Syekh H.M.Isma’il bin Syekh H.M. Thahir al-Alabi an-Naqari Rahimahullahu Ta’ala” terbitan Khazanah Naqariyah Paser Kalimantan Timur, 2013

Pranala luar sunting

  • Video di YouTube SATU KUNCI KETENANGAN DUNIA Oleh GURU BAKHIET
  • Video di YouTube Sambutan Lubang kubur dan Ziran Kubur dengan Jenazah baru serta pembelaan Amal Sholeh
  • Video di YouTube Guru Bakhiet - Masalah Tidur dan Mimpi
  • Video di YouTube KH. Muhammad Bakhiet - Keelokan Mencari Rizki
  • Video di YouTube KH. Muhammad Bakhiet - Usaha dan Doa
  • Video di YouTube Do'a yang singkat namun mengandung 10 Makna.... Pengajian Guru Bakhiet Nurul Muhibbin
  • Video di YouTube WAKTU MUSTAJAB UNTUK BERDO'A__Pengajian KH.Muh Bakhiet Majlis Ta'lim Nurul Muhibbin
  • Video di YouTube Perbuatan yang di Haramkan dihari Jum'at
  1. ^ Ruslan Burhani (13 Maret 2014). Burhani, Ruslan, ed. "Ulama Kalsel doakan Prabowo angkat derajat rakyat". ANTARA News. Antaranews.com. Diakses tanggal 22 April 2014.