Maxi Gunawan, atau dikenal dengan nama lengkap MJ Tata Susila Gunawan, lahir 15 Desember 1951 adalah Pengusaha, Politikus, Bankir, Diplomat, Pemimpin Organisasi Bisnis dan Olahraga, Penulis Buku, Pencipta lagu dan Pemusik berkebangsaan Indonesia. Ia dikenal karena banyak mendukung produk dan brand lokal agar bisa dikenal oleh dunia internasional melalui kerja sama pengusaha dan pemerintah.[1] Di dunia usaha, bisnisnya meliputi perdagangan minyak dan komoditas, perbankan, agrikultur, properti, transportasi, hingga makanan dan minuman. Selain itu dia juga aktif sebagai Ketua Umum Persatuan Boling Indonesia periode 2001-2010.[2][3]

Maxi Gunawan
Maxi Gunawan
Ketua Komite Tetap Hubungan Kerjasama Lembaga Internasional Kadin Indonesia
Informasi pribadi
Lahir15 Desember 1951 (umur 72)
 Indonesia
Partai politikPartai NasDem
Suami/istriAndang Gunawan
Anak(alm) Arghya Prarthana (Arghya), Tathya Sarasmi Astungkara (Kara), dan Narya Abhimata (Abhi)
Orang tua(alm) Jos Gunawan dan Theodora Jacoba Gunawan
Tempat tinggalLebak Bulus, Jakarta, Indonesia
Alma materUniversitas Erasmus, Rotterdam, Belanda
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Masa kecil dan pendidikan sunting

Ia lahir dari pasangan Theodora Jacoba Gunawan dan (alm) Jos Gunawan, seorang Diplomat Senior, dengan enam anak. Keduanya berasal dari Jawa Tengah, Yogyakarta dan Magelang. Sebagai anak diplomat, Maxi Gunawan harus berpindah-pindah mengikuti tugas orangtuanya.

Ia memulai masuk pendidikan dasar di SD Tarakanita pada tahun 1958 dan lulus 1964. Sekolah menengah pertama dimulainya di Sekolah Indonesia di Kamboja, Phnom Penh, Kamboja pada tahun 1964 hingga 1967. Sekolah menengah atas ia teruskan ke SMA Pangudi Luhur pada tahun 1967 hingga 1971, namun kemudian pindah ke Sekolah Menengah Atas Sekolah Indonesia Nederland, Wassenaar, Belanda, dan lulus tahun 1972.

Selesai sekolah, ia melanjutkan kuliah Universitas Erasmus, Rotterdam, Belanda sejak tahun 1973 hingga 1975. Ia kemudian meneruskan ke Institut Schoevers BV, “Bahasa Belanda”, Denhaag, Belanda pada tahun 1975. Lalu kemudian Institut Francais des Pays-bas “Brevet de Langue Francais”, Den Haag, Belanda pada tahun 1977. Terakhir ia melanjutkan kuliah di Institut Perbankan, Asuransi dan Perusahaan Efek (NIBE-SVV), Amsterdam, Belanda pada 1977 dan lulus 1980. Ia juga sempat mengambil Algemene Bank Nederland (ABN), Basic Management Course, di Jakarta, Indonesia pada tahun 1981.

Pada tahun 1982 ia menikah dengan Andang Widhawari, atau dikenal juga dengan nama Andang Gunawan dan dikaruniai tiga orang anak,: (alm) Arghya Prarthana (Arghya), Tathya Sarasmi Astungkara (Kara) dan Narya Abhimata (Abhi) serta 1 cucu: Aidan Avanindra. Pernikahan ini membawa perubahan dalam dirinya sehingga berpindah dari Katolik menjadi Mualaf pada tahun 1982.

Jenjang pendidikan sunting

  • Sekolah Dasar, SD Tarakanita di Kebayoran Baru, Jakarta (1958 -1964)
  • Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Indonesia di Phnom Penh, Kambodja (1964 – 1967)
  • Sekolah Menengah Atas di Pangudi Luhur, Jakarta (1968-1971)
  • Sekolah Menengah Atas di Sekolah Indonesia di Wassenar, Belanda (1971-1972)
  • Universitas Erasmus di Rotterdam, Belanda (1974-1976)
  • Diploma Vereniging Van Leraren voor Handelsexamens, Den Haag, Belanda (1974)
  • Management Course di Algemene Bank Nederland (ABN) di Jakarta, Indonesia (1981-1982)
  • Bahasa Perancis di Institut Francais des Pays-bas “Brevet de langue Francais di Denhaag, Belanda (1977)
  • Akademi Perbankan (Nederlandse Institut Banken en Efekten -NIBE) di Amsterdam, Belanda (1977-1980)
  • Management Course di Algemene Bank Nederland (ABN) di Jakarta, Indonesia (1981)

Karier dan Bisnis sunting

Karier Maxi yang panjang diawali di bisnis perbankan. Pada tahun 1972 hingga 1973, ia menjadi Supervisor di Ennia Insurance Company, Denhaag, Belanda. Tahun 1974, ia pindah menjadi Operation Staff Algemene Bank Nederland (ABN Bank) Den Haag, Belanda. Pada tahun 1974, ia dipercaya di posisi Customer Service Officer lalu hanya dalam 2 tahun, melejit menjadi Investment Officer pada 1976. Pada tahun 1980, ia telah dipercaya menjadi Manager Cash Operations & Chief Accountant di ABN Bank Jakarta. Pada 1982 Maxi Gunawan pindah ke Panin Bank menjadi Manager Corporate Banking Services of International Department PT Panin Bank Jakarta, Indonesia.

Ia mulai masuk ke bisnis perdagangan dengan menjadi Deputy Controller di Bakrie Brothers, pada saat Achmad Bakrie masih hidup dan aktif. Tak sampai setahun ia telah dipercaya sebagai Project Manager di Bakrie Brothers. Di Okatewa Trading pada 1983, Finance Manager Mindo Petroleum Co. Ltd. (Perdagangan Migas), Hongkong pada 1984-1998, Finance Manager Mindo Commodity Co. Ltd. (Perdagangan Komoditas), Hongkong pada tahun 1984-1998, dan Finance Manager, Permindo Oil Trading Co. Ltd. (Perdagangan Migas), Hongkong. Pada tahun 1984 pula ia mulai menjadi Direktur di PT Mindo Citra Upaya Duta yang bergerak di perdagangan umum. Kemudian pada tahun 1988 menjadi Direktur PT Daya Sarana Pratama. Pada tahun 1989 ia menjadi pemegang saham PT Bank Nusa Internasional melalui PT Dasatama Group. Pengalamannya semakin panjang dengan menjadi Pemegang saham dan Komisaris PT Bank Nasional pada 1993 hingga 1999.

Track record di bisnis perhotelan dimulainya dengan menjadi Pemegang Saham dan Komisaris Utama PT Mandara Jasindo Sena (Hotel Sheraton Bandara), Jakarta, Indonesia pada kurun waktu 1988 hingga 2008. Ia juga memperlebar sayap ke penerbangan dengan menjadi Direktur PT Daya Jasa Transindo Pratama pada kurun waktu 2005 hingga 2009.

Ia mulai mendirikan bisnis kuliner melalui PT Tatia Andrawina Prarthana, yang terkenal dengan restoran Maxis Cucina Italiana pada tahun 1989 dan menjadi komisaris utama hingga 1998. Selanjutnya pada tahun 1991 mendirikan PT Tatia Sarasmi Dwiputra yang menghasilkan usaha White Rabbit, NewsCafe, dan Bumbu Restaurant and Cafe, dan menjadi komisaris utama hingga 1998. Selanjutnya ia mendirikan pula PT Pesona Karya Mandiri di bidang perdagangan umum dan menjadi komisaris utama dalam jangka waktu 1993-1998. Usaha lainnya yang cukup menonjol adalah Baskin-Robbins di Indonesia melalui PT Narya Delta Prarthana pada tahun 1992 dan menjadi komisaris utamanya hingga 2009. Di industri makanan dan minuman ia adalah komisaris di PT Trans Ice bawah Transcorp Group. Ia juga sempat menjadi Penasihat Senior ArcelorMittal di Indonesia, Jakarta Indonesia pada kurun waktu 2008-2010.

Kini ia masih berkonsentrasi di beberapa bidang usaha, antara lain dengan menjadi Wakil Komisaris Utama PT Trans Ice pengganti PT Narya Delta Prarthana (Transcorp Group) sejak 2009, Pendiri dan Komisaris Utama PT Tatia Sarasmi Dwiputra sejak 1991, Pendiri dan Komisaris Utama PT Narya Gunatra sejak 1994, Pendiri dan Komisaris Utama PT Narya Nusa Musika sejak 1992, Pendiri dan Direktur Utama PT Nirmala Holistik sejak 2002, Pendiri dan President Nacorp Energy Ltd sejak 2006, di bidang investasi dengan menjadi Pendiri dan President Nacorp Capital Ltd sejak 2008, Pendiri dan Komisaris Utama PT Intelipac Indonesia sejak 2012, dan Pendiri dan Direktur Utama PT Dexter Interbuana sejak 1999.

Tercatat, Maxi juga adalah penasihat senior untuk ArcelorMittal di Indonesia. Saat ini, ia menjabat sebagai ketua dan pemegang saham di perusahaan media dan penerbitan, hotel, perusahaan pertanian, jasa, energi dan perdagangan komoditas.[4]

Jenjang karir sunting

  • Staf Administrasi di Ennia Insurance Company, Denhaag, Belanda (1972-1973)
  • Customer Service Officer di Algemene Bank Nederland BV, Denhaag, Belanda (1973 -1980)
  • Manager Cash Operation & Chief Accountant di Algemene Bank Nederland BV, Jakarta, Indonesia (1980 -1982)
  • Manager Corporate Banking Services of International Department PT Pan Indonesia Bank, Jakarta, Indonesia (1982 -1983)
  • Staff Deputy Control PT Bakrie Brothers (1982)
  • Project Manager Accounting System of Finance Department PT Bakrie Brothers (1982 -1983), Jakarta, Indonesia
  • Finance Manager Mindo Petroleum Co. Ltd. Hongkong (1984 -1997)
  • Finance Manager Mindo Commodity Co. Ltd. Hongkong (1984 -1997)
  • Finance Manager Permindo Oil Trading Co. Ltd. Hongkong (1984 -1997)
  • Direktur PT Mindo Citra Upaya Duta, Jakarta Indonesia (1984 – 1997)
  • Direktur PT Daya Sarana Pratama (1988 -1998)
  • Pemegang Saham melalui PT Daya Sarana Pratama di PT Bank Nusa Internasional (1989 –1999)
  • Komisaris dan Pemegang Saham PT Bank Nasional, Jakarta, Indonesia (1993-1999)
  • Komisaris Utama PT Mandara Jasindo Sena, Sheraton Bandara Hotel (1988 -2008)
  • Komisaris Utama PT Tatia Andrawina Prarthana, Maxis Cucina Italiana (1989 – 1998)
  • Komisaris Utama PT Tatia Sarasmi Dwiputra, White Rabbit/Newscafe/Bumbu Restaurant and Café ( 1991 – 1998)
  • Komisaris Utama PT Narya Gunatra, Majalah Nirmala (1994 – 2002)
  • Komisaris Utama PT Nirmala Holistik (2002)
  • Komisaris Utama PT Narya Nusa Musika, Majalah Newsmusik (1992)
  • Komisaris Utama PT Pesona Karya Mandiri, Pemasok (1993 -1998)
  • Komisaris Utama & Pendiri PT Narya Delta Prarthana, Baskin-Robbins (1992 –2007)
  • Wakil Komisaris Utama & Pendiri PT Trans Ice, Baskin-Robbins (2007-2012)
  • Direktur PT Daya Transindo Pratama, Transindo Air Charter (2005-2009)
  • Penasehat Senior ArcelorMittal BV di Indonesia (2008-2010)

Organisasi Bisnis sunting

Ia ketua panitia pengarah dialog Eropa Indonesia Bisnis (EIBD) dan ketua komite pengarah Uni Eropa-ASEAN Business Summit. Dia juga Ketua Indonesia Hotel & Restaurant Asosiasi (PHRI) untuk Investasi dan Lisensi.[4]

Maxi Gunawan adalah salah satu pemimpin di Kadin yang memiliki pengalaman dan jam terbang tinggi. Sejak 2004 hingga 2009 ia adalah Komite Bilateral Inggris di Kadin Indonesia. Selanjutnya pada kurun waktu 2009 hingga 2015, ia adalah Ketua Komite Inggris dan Eropa Barat, Ketua Komite Inggris, Irlandia, Belanda, Belgia, Luksemburg dan Prancis, Ketua Koordinator Wilayah Eropa, Ketua Komite Tetap Hubungan Lembaga Internasional, serta Anggota Dewan Penasihat Komite Australia dan Selandia Baru. Dengan berbagai posisi yang diembannya di Kadin, ia aktif memperjuangkan kepentingan pengusaha dan pedagang kecil maupun besar di Indonesia agar mendapat kesempatan dengan terjalinnya hubungan bisnis internasional.

Selain di Kadin, ia juga dipercaya menjadi Chairman of the Steering Committee 2nd Europe Indonesia Business Dialogue 2010, Jakarta Indonesia. Pada tahun 2011 ia kembali dipercaya sebagai Chairman of the Steering Committee 1st Asean Europe Business Summit 2011, Jakarta, Indonesia. Dan Member of the Indonesian Expert Team Joint Study Group on the Long Term Vision for Trade and Investment Cooperation Indonesia-Europe pada tahun 2010. Ia juga menjadi Chief Negotiator Indonesia-Australia-New Zealand Economic Partnership Agreement.

Aktivitas di organisasi sunting

  • Ketua Kadin Indonesia Komite Inggris (2004-2008)
  • Co-Chairman Indonesia British Business Council (IBBC), London, Inggris (2004-2010)
  • Vice Chairman British Chamber (Britcham), Jakarta Indonesia (2004-2010)
  • Special Advisor British Chamber (Britcham), Jakarta, Indonesia (2010-Present)
  • Ketua Kadin Indonesia Komite Inggris dan Eropa Barat (2008-2013)
  • Ketua Koordinator Kadin Indonesia Wilayah Eropa (2009-2013)
  • Chief Negosiator Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (2009)
  • Expert Team Member on The Long Term Vision For Trade and Investment Cooperation Indonesia-European Union/Vision Group (2010)
  • Ketua Kadin Indonesia Komite Tetap Hubungan Kerjasama Lembaga Internasional (2010-2015)
  • Ketua Kadin Indonesia Komite Inggris, Irlandia, Belanda, Belgia, Luksemburg dan Perancis (2010-2015)
  • Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia/PHRI Bidang Investasi dan Lisensi.
  • Dewan Penasehat Kadin Indonesia Komite Australia-New Zealand (2010-2015)
  • Chairman of the Steering Committee 2nd Europe Indonesia Business Dialogue, Jakarta, Indonesia (2010)
  • Anggota Vision Group Uni Eropa-Indonesia Comprehensive Economic Partnership Agreement/EIBD (2009-2011)
  • Chairman of the Steering Committee 1st Asean-Europe Business Summit, Jakarta, Indonesia (2011)

Politik dan Diplomasi sunting

Kariernya di dunia politik dan diplomasi ditandai dengan menjadi Honorary Consul of Iceland in Indonesia pada tahun 2007 hingga sekarang. Ia juga aktif sebagai Anggota Dewan Pertimbangan DPP Partai Nasdem pada periode 2013-2018, serta puncaknya menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Partai Nasdem pada kurun waktu 2014-2018.[5]

Kiprah di Dunia Olahraga sunting

Maxi Gunawan telah memimpin Persatuan Boling Indonesia selama dua periode, yaitu 2001-2005 serta 2005-2009. Selama dipimpin Maxi, prestasi dunia boling Indonesia menggeliat dengan 3 medali emas dan 4 perunggu di SEA Games XXIII/2005 di Manila, Filipina.[6]

Akibat kerja kerasnya, Munas PBI yang melibatkan 16 Pengda mengganjarnya dengan kepercayaan untuk memimpin PBI untuk kedua kalinya. Kepercayaan ini dijawab dengan prestasi 1 emas dan 1 perunggu di Asian Games 2008 di Doha, Qatar. Indonesia juga meraih emas di 9th Asian School Tenpin Bowling Championship. Serta posisi dua di 6th World Ranking Master 2006. Ia juga membawa Indonesia meraih 3 medali emas, 3 medali perak, dan 3 perunggu di 19th Asian Tenpin Bowling Championship. Pada tahun 2007 kembali meraih 1 medali perunggu di 10th Asian School Tenpin Bowling CHampionship. Sukses serupa kembali diraih di SEAC Games 2007 dengan meraih 2 medali emas, 3 perak, dan 2 perunggu. Pada tahun 2009, Indonesia kembali meraih 2 medali perunggu di 3rd Asian Indoor Games 2009, serta mengantar Ryan Lalisang meraih posisi 3 di 45th Qubica AMF Bowling World Cup. Indonesia juga dipercaya menyelenggarakan Boling World Ranking Master 2008 pada tanggal 30 April- 6 Mei 2008.[7]

Salah satu penyebab lonjakan prestasi ini adalah fokus PBI dalam membentuk Komisi Pengembangan Prestasi Nasional pada tahun 2006.[8]

Sebelum di PBI, ia aktif mengurusi olahraga Indonesia dengan menjadi Ketua Bidang Dana & Prasarana Pengurus Besar Persatuan Lawn Tennis Indonesia (PB Pelti) pada kurun waktu 1986-1990, Ketua Bidang Humas Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) pada tahun 1990-1994, Ketua Department Humas Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat) pada tahun 1991-1994, Staf Khusus Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) pada tahun 1994-1998, Ketua Bidang Dana & Prasarana Pengurus Besar Persatuan Lawn Tennis Indonesia (PB Pelti) pada kurun waktu 1998-2002, Eksekutif Komite Asean Bowling Federation (ABF) pada kurun waktu 2002-2010, dan terakhir menjadi Penasihat Pengurus Besar Boling Indonesia (PB PBI) sejak tahun 2015.

Musik sunting

Meskipun sibuk sebagai pengusaha, ia tetap menjalankan kesenangannya menyanyi dan bermain piano. Saat muda, ia aktif bermain musik rock dengan band bernama Bigman Robinson dan The Zonk.[9] Kesenangannya bermusik membuat ia berani meluncurkan majalah musik Newsmusik bersama Bens Leo.

Pada tahun 1992 melalui perusahaan label musik Karabi, ia mengangkat Asti Asmodiwati, berkolaborasi dengan Erwin Gutawa dengan lagu yang terkenal hingga kini, Satu Jam Saja.[10] Pada tahun 1995, ia kembali berkolaborasi dengan Erwin Gutawa, mengaransemen dan menyanyikan lagu-lagunya sendiri dan menghasilkan album My Love.[11] Ia kemudian mendapat best video award untuk lagu Untukmu dan menggarap album I Promise bersama Bagoes A.A.[12]

  • Pendiri Majalah Newsmusik, Nirmala, Santap, Jakarta, Indonesia (1992)
  • Pendiri Label Karabi Music Production (1992)
  • Menulis lagu dan memproduksi album “My Love” dengan aransemen Erwin Gutawa (1995)
  • Menulis lagu dan memproduksi album “I Promise” dengan aransemen Almarhum Bagoes AA (2003)

Penghargaan sunting

Atas jasanya membangun hubungan bisnis Italia dan Indonesia, ia mendapat “Ordine della Stella d’Italia”, penghargaan setingkat kesatria dari Pemerintah Italia atas jasa meningkatkan hubungan Indonesia dan Italia.[13]

Publikasi sunting

  • Kadin Indonesia Bersatu Membangun Negeri - (2015)

Lihat Juga sunting

Artikel Eksternal sunting

Media Sosial sunting

Daftar Pustaka sunting