Masjid Rao Rao

masjid di Indonesia

Masjid Rao-Rao adalah salah satu masjid tertua di Indonesia yang terletak di Nagari Rao-Rao, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.[1] Masjid berarsitektur perpaduan Minangkabau dan Persia ini mulai dibangun pada tahun 1908 dengan atap berbahan ijuk sebelum akhirnya diganti menjadi seng.[2]

Masjid Rao-Rao
Masjid Rao-Rao pada 2022
Agama
AfiliasiIslam
Lokasi
LokasiNagari Rao-Rao, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Indonesia
Arsitektur
TipeMasjid
Gaya arsitekturMinangkabau
Peletakan batu pertama1908
Rampung1918
Menara1

Sejak berdirinya, masjid ini sempat mengalami kerusakan yang cukup berarti akibat gempa, seperti pada tahun 1926 dan terakhir 2009.[3][4] Namun sejak dibangun, masjid ini belum pernah dipugar secara besar-besaran. Renovasi yang pernah dilakukan hanya berupa pelurusan menara yang miring pada tahun 1975 dan penggantian seluruh keramik lama dengan yang baru sekitar tahun 1990-an.[5][6]

Saat ini, selain digunakan untuk aktivitas ibadah umat Islam, masjid satu lantai ini juga digunakan sebagai sarana pendidikan agama. Awalnya, masjid ini juga sempat dijadikan tempat penyusunan strategi perjuangan menghadapi penjajahan Belanda.[3][1]

Sejarah sunting

Masjid Rao Rao terletak di jalan arah dari Batusangkar menuju Bukittinggi, tepatnya di Nagari Rao Rao, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.[2] Masjid ini mulai dibangun pada tahun 1908,[7] sebagai pengganti Masjid Atap Ijuk di Rao Rao yang dibongkar karena kondisi bangunannya sudah tidak layak.[8] Di tanah wakaf H. Mohammad Thaib Caniago, masjid ini dibangun secara bersama oleh masyarakat Nagari Rao Rao atas prakarsa Abdurrachman Datuk Majo Indo.[9] Pada akhir tahun 1918, pembangunan masjid ini dapat diselesaikan.[3]

Arsitektur sunting

Arsitektur pada masjid ini merupakan perpaduan dari berbagai corak, umumnya yaitu Persia dan Minangkabau. Seperti arsitektur masjid khas Minangkabau lainnya, atap masjid ini berbentuk limas yang terdiri dari empat undakan dengan permukaan cekung, hanya saja di tingkatan atap teratas terdapat ruang berbentuk persegi dengan empat atap bergonjong mengarah ke empat penjuru mata angin, sementara pada bagian menaranya terdapat ruang berbentuk segi delapan beratapkan kubah.[3][8]

Di dalam ruang salat berdiri empat tiang utama yang terbuat dari beton.[3] Di bagian mihrab masjid yang baru dibuat mimbar permanen pada tahun 1930, dihiasi hiasan berupa pecahan kaca keramik. Mimbar tersebut berukuran 3 × 1,38 meter dengan tinggi 3,1 meter.[3]

Dalam peringatan 100 tahun Masjid Rao Rao pada Oktober 2008, Shadiq Pasadigoe, Bupati Tanah Datar waktu itu mengatakan, terdapat dua masjid lain di seluruh Sumatera Barat yang mirip dengan masjid ini karena memang diminta dibangun serupa,[5][1] yakni Masjid Saadah yang letaknya juga di Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar tepatnya di Nagari Gurun dan Masjid Raya Koto Baru di Sungai Pagu, Kabupaten Solok Selatan.[10]

Bangunan lain sunting

Di sebelah kiri masjid ini berdiri sebuah bangunan berlantai dua berukuran 7 × 10 m. Bangunan yang disebut "Markaz" tersebut selesai dibangun pada tahun 2001. Sementara itu di sebelah kanan masjid ini juga berdiri sebuah bangunan yang digunakan sebagai sekolah agama, yang sejak tahun 1982 berganti nama menjadi "Darul Huda" (sebelumnya Madrasah Islamiyah).[5]

Rujukan sunting

Catatan kaki
Daftar pustaka

Pranala luar sunting