Masjid Agung Jamik Singaraja

masjid di Indonesia

Masjid Agung Jamik Singaraja adalah sebuah masjid bersejarah di Jalan Imam Bonjol, kelurahan Kampung Kajanan, Kabupaten Buleleng, Bali, Indonesia. Menurut candrasengkala yang pernah ditemukan, masjid ini didirkan pada tahun 1654 Masehi.[1] Masjid ini menandai masuknya Islam di Bali

Masjid Agung Jamik Singaraja
Agama
AfiliasiIslam
Cabang/tradisiSunni
Lokasi
LokasiKampung Kajanan, Buleleng, Buleleng
Arsitektur
TipeMasjid jami
Peletakan batu pertama1654 M

Sejarah sunting

Sejarah masjid ini tak bisa dilepaskan dari peran Raja Buleleng A.A. Ngurah Ketut Jelantik Polong (putra A.A. Panji Sakti, raja Buleleng I) yang beragama Hindu. Pintu kayu berukir warna hijau di gerbang masjid pada foto di atas merupakan pemberian dia ketika masjid tersebut pertama kali dibangun. Masjid ini didirikan pada tahun 1846M pada masa pemerintahan Raja Buleleng A.A. Ngurah Ketut Jelantik Polong (putra A.A. Panji Sakti, raja Buleleng I). Dia seorang penganut agama Hindu Bali, maka pengaturan pelaksanaan dan ke-pengurusannya diserahkan kepada saudaranya yang beragama Islam bernama A.A. Ngurah Ketut Jelantik Tjelagie dan Abdullah Maskati.

Masjid Agung Jami' Singaraja ini menjadi salah satu saksi bisu begitu indahnya toleransi beragama di Pulau Dewata sejak pertama kali Islam Masuk ke Pulau Bali hingga detik ini. Masjid Agung Jamik Singaraja hingga kini masih menyimpan kitab Alqur’an tulisan tangan A.A. Ngurah Ketut Jelantik Tjelagie dan Sampai sekarang masih ada keturunan dia dan tetap menggunakan nama Gusti walaupun memeluk agama islam.[2]

Arsitektur sunting

Awalnya, masjid ini hanya berupa sekepat–tempat salat khusus bagi para saudagar yang kebetulan lewat. Kemudian, sekepat yang terletak di Muara Tukad Buleleng ini, oleh Sunan Parapen, seorang penyebar Islam yang hendak pergi ke Lombok, diperbaiki dan dibangun menjadi sebuah masjid.[3]

Masjid menempati lahan seluas 1980 m2 dan dikelilingi pagar besi. Masjid Agung Jamik juga memiliki sebuah Kori atau pintu gerbang utama yang merupakan pemberian I Gusti Anglurah Ketut Jelantik VIII. Pintu gerbang ini langsung dipindahkan dari Puri Buleleng dan dipasang didepan Masjid. Pintu masuk ke halaman masjid terdapat di sebelah timur merupakan hadiah dari raja Buleleng. Pintu tersebut adalah bekas pintu gerbang puri kerajaan Buleleng. Atap Masjid berbentuk limasan pada setiap sudut terdapat ukiran cungkup (seperti sulur) enam buah. Selain itu, pintu mempunyai dua daun pintu berupa teralis besi.

Di sebelah utara bangunan induk terletak ruang sekretariat berukuran 6,5 × 14,5 m. Bangunan bertingkat dua yang terdiri dari ruang sekretariat di bagian atas dan tempat wudhu serta toilet di bagian bawah. Ruangan mempunyai pintu dan jendela dengan lengkungan di bagian atasnya. Atapnya tidak menyatu dengan bangunan induk, merupakan atap rata.

Di depan bangunan induk terdapat menara berbentuk bulat dengan jendela berbentuk persegi panjang dengan pelipit di atasnya. Bentuk pelipit tersebut lengkungan dan bentuk garis datar. Menara mernpunyai bingkai di badan. Bagian atasnya berbentuk segi delapan dan terdapat ruangan dengan lubang angin pada setiap segi tersebut.

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ "Masjid Jami". 18 Februari 2014. 
  2. ^ "Masjid Agung Jamik Singaraja, Bali". 18 Februari 2014. 
  3. ^ Masjid-Masjid bersejarah di Indonesia, Penyusun, Abdul Baqir Zein. Gema Insani Press, Jakarta, 1999. ISBN 979-561-567-X

Pranala luar sunting