Marta adalah tokoh dalam Alkitab Perjanjian Baru yang mempunyai kedekatan dengan Yesus.[1] Marta adalah saudari Maria dan Lazarus.[1] Ketiga bersaudara ini adalah pengikut Yesus. Dalam kisah tentang Maria dan Marta, Yesus dianggap mempunyai murid perempuan, di antaranya adalah mereka itu. Kisah tersebut terdapat dalam Injil Lukas 10:38-42.[1]

Yesus di rumah Maria dan Marta (Marta di sebelah kiri)

Marta adalah seorang yang lebih dominan dalam setiap pertemuan, dia juga lebih aktif jika dibanding dengan saudarinya, Maria.[1] Hal ini sama digambarkan dalam Injil Lukas dan Injil Yohanes.[1] Dalam kajian teologis, Kisah pertemuan Yesus dengan Marta dan Maria mencerminkan sebuah pelayanan dan hal mendengar.[2] Marta digambarkan lebih sibuk dengan dirinya sendiri, tetapi Maria dipuji Yesus karena duduk dan mendengarkan pengajaran.[2] Di sini, ada tafsir yang mengatakan tentang penyerahan diri.[2] Marta memang memiliki iman yang besar, tetapi kurang menyerahkan diri dan eksistensinya secara total kepada Allah.[2]

Marta adalah perempuan yang mempercayai Yesus sebagai Mesias, Anak Allah.[1] Iman Marta juga meyakini bahwa Yesus akan bangkit setelah kematian-Nya.[1] Hal ini mungkin karena Yesus telah terbukti mampu membangkitkan Lazarus, saudaranya dari dalam kubur yang telah mati empat hari lamanya.[1]

Referensi sunting

  1. ^ a b c d e f g h (Indonesia) Dianne Bergant, CSA. & Robert J. Karris., Tafsir Alkitab Perjanjian Baru, Yogyakarta: Kanisius, 2002
  2. ^ a b c d (Indonesia)Harus Hadiwijono., Inilah Sahadatku, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008 (cet. 11)

Lihat pula sunting