Madugowongjati, Gringsing, Batang

desa di Kabupaten Batang, Jawa Tengah

Madugowongjati adalah desa di kecamatan Gringsing, Batang, Jawa Tengah, Indonesia.

Madugowongjati
ꦩꦢꦸꦒꦺꦴꦮꦺꦴꦁꦗꦠꦶ
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenBatang
KecamatanGringsing
Kode pos
51281
Kode Kemendagri33.25.07.2019
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²

Sejarah sunting

Secara historis, Desa Madugowongjati terletak di dataran sedang diantara bukit-bukit dengan tumbuhan pohon jati milik perhutani, disekeliling desa terdapat hamparan sawah yang membatasi antara pedukuhan yang satu dengan pedukuhan lainya, dengan demikian maka jarak antara dukuh satu dengan dukuh yang lainya saling berjauhan, jalan-jalan yang menghubungkan antar dukuh sebagian belum sempurna (masih makadam dan masih tertimbun tanah) sehingga apabila di musim penghujan jalan becek akibatnya sangat sulit dilalui. Pertanian sawah di Desa Maduowongjati termasuk kawasan pertanian yang luas dengan pengairan yang cukup sederhana dan memadahi walaupun masih banyak kendala karena masih banyak irigasi yang belum pernah tersentuh pasir serta semen dari bantuan Pemerintah setempat, tapi itu tak mengurangi semangat untuk terus menanam padi, begitu pula luasnya ladang milik masyarakat yang sangat potensial untuk penanaman pohon keras, disamping mudah tumbuh dan cepat besar, pohon keras masih diminati para pengusaha pengolah kayu.

Desa Madugowongjati merupakan desa termuda bagi wilayah Kecamatan Gringsing setelah terlepas dari Kecamatan Tersono pada tahun 2008, tapi begitu cepatnya masyarakat untuk beradaptasi, itu menunjukkan bahwa masyarakat Desa Madugowongjati mempunyai SDM yang tinggi dilihat letak desanya yang amat jauh dari kota.

Desa Madugowongjati memiliki sejarah yang cukup menarik apabila digali lebih dalam, namun kami sebagai penulis semampu kami akan menyajikan sejarah berdirinya Desa Madugowongjati yang mana kami telah mencari cerita dari beberapa orang yang sedikit ingat akan sejarah berdirinya Desa Madugowongjati, kemudian dari beberapa cerita tersebut kami himpun dan kami sajikan dalam RPJMDes secara singkat. Adapun dari hasil penulusuran kami ini apabila masih banyak kekurangan dan kesalahan, itu memang keterbatasan kemampuan kami, baik dari wawasan ataupun dalam pengolahan kalimat, sebelumnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Konon pada masa kerajaan Mataram ada beberapa Senopati yang diutus leh Raja untuk mengusir Belanda di Batavia, diantaranya Madujoyo Sakti dengan julukan Kebo Gemalih, Hasan Khoer dengan julukan Macan Gareng, Kyai Kajoran, Kyai Macan Putih dan masih banyak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Mereka para Senopati Mataram menenyerbu Pasukan Belanda keb Batavia namun tidak berhasil dan akhirnya para Senopati itu mundur dan hendak kembali ke Mataram. Sepulang dari Batavia mereka akhirnya ber istirahat di daerah Batang. Melihat betapa makmurnya daerah Batang yang masih rimbun dengan bermacam tanaman, hutan jati yang begitu luas dan sungainya yang mengalir deras, maka mereka berkeinginan untuk menetap di daratan Batang, kemudian dari beberapa Senopati itu ada yang hendak menetap di daerah batang dan ada pula yang hendak pulang ke Mataram. Dari sumber informasi yang kami terima yang menetap di daerah Batang diantaranya :

Hasan Khoer (Macan Gareng), beliau membuka perkampungan yang sekarang dinamakan Desa Surodadi,

Kyai Kajoran beliau membuka perkampungan yang sekaran dinamakan Desa Bonjor Kecamatan Terono.

Suto Joyo beliau membuka perkampungan yang sekarang dinamakan Desa Sentul Kecamatan Gringsing.

Madujoyo Sakti beliau membuka perkampungan bersebelahan dengan desa surodadi, yang dinamakan Desa Madujoyosakti. Karena pada masa jaman penjajahan Belanda Desa Madujoyosakti pernah disinggahi oleh Belanda, karena Belanda tidak suka kalau nama desa diambil dari nama seseorang, kemudian Belanda merubah namanya menjadi Madugowongjati.

Oleh masyarakat setempat yaitu masyarakat Desa Madugowongjati sekarang makam Madujoyo Sakti secara gotong royong didirikan Cungkup diatas makam, yang bertujuan agar masyarakat dapat mengenang jasa beliau atas jerih payahnya membuka atau babat desa. Masyarakat Desa Madugowongjati merasa bersyukur atas jasa beliau karena sekarang dapat menikmati pertanian yang sangat subur baik pertanian darat maupun sawah, juga air yang melimpah sehingga pertanian sawah tidak mengalami kekeringan.[1]

Referensi sunting

  1. ^ "Sejarah Desa Madugowongjati". www.madugowongjati.desa id (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 2024-02-28. 

Pranala luar sunting