MUDI Mesjid Raya Samalanga

(Dialihkan dari MUDI)

Pesantren Lembaga Pendidikan Islam Ma‘hadal Ulum Diniyyah Islamiyyah Masjid Raya atau sering disebut dengan MUDI Mesra adalah salah satu pesantren yang ada di Aceh.

Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren MUDI Mesra sunting

Menurut riwayat sejarah peletakan batu pertama pesantren ini dilakukan oleh Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M, bersamaan dengan peletakan pertama masjid raya Samalanga. Pimpinan dayah ini yang pertama dikenal dengan nama Faqeh Abdul Ghani. Namun sayang khazanah ini tidak tercatat, berapa lama dia memimpin lembaga ini, dan siapa penggantinya kemudian. Catatan lengkap tentang Pesantren ini baru terdapat sejak tahun 1927 ketika dibawah kepemimpinan Tgk. H. Syihabuddin bin Idris.

Dalam perjalanan dan eksistensinya pesantren ini telah mengalami pasang surut. Pada tahun 80-an sampai sekarang perkembangannya mengalami peningkatan yang siginifikan. Sampai saat sekarang ini jumlah santri yang mondok di pesantren sudah melebihi angka 2.000 santri.

Permasalahannya kondisi jumlah santri yang ada tidak sebanding dengan kapasitas ruang penginapan (asrama) yang tersedia. Akibatnya dalam satu asrama yang memiliki kapasitas 200 orang, harus ditempatkan 250 santri. Keterbatasan kapasitas ruang penginapan ini semakin berkurang pasca musibah kebakaran yang terjadi pada tanggal 14 Juli 2006. Musibah kebakaran tersebut telah menghanguskan satu unit asrama santri yang memiliki kapasitas tampung 200 orang santri. Sementara jumlah santri yang terkorban dalam musibah kebakaran tersebut adalah 203 orang. Sebagai tempat penampungan sementara para santri ini ditempatkan pada ruang belajar STAI Al-Aziziyah. Penampungan sementara ini direncakan sampai bulan ramadan.

Mengacu kepada permasalahan di atas maka sangat perlu dibangun kembali asrama penginapan yang dapat menampung kembali sejumlah santri yang korban dan santri lainnya yang pada saat ini berstatus menumpang sementara.

Lembaga Pendidikan Islam Ma`hadal Ulum Diniyah Islamiyah didirikan semenjak pemerintahan Sultan Iskandar Muda, dibawah Pimpinan Faqeh Abdul Ghani, berlokasi di desa Mideun Jok, Kemukiman Masjid Raya, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Daerah Istimewa Aceh tepatnya disebelah barat kota Industri/ Gas Alam Lhokseumawe kira - kira 100 km.

Setelah Pimpinan pertama wafat, Pesantren tersebut dipimpin oleh banyak para Ulama secara berganti-ganti hingga tahun 1927, yang semua para Ulama tersebut kurang jelas identitasnya. Barulah pada tahun 1927, Pesantren tersebut di pimpin oleh Tgk H Syihabuddin Bin Idris dengan para santri 100 orang putera dan 50 orang puteri, dan tenaga pengajar 5 orang putera dan 2 orang puteri serta bangunan tempat penampung para santri terdiri dari barak-barak darurat.

Setelah Tgk H Syihabuddin Bin Idris wafat (1935) Pesantren tersebut dipimpin oleh adik ipar dia yaitu Tgk H Hanafiah Bin Abbas (Tgk Abi) dengan para santri 150 orang putera dan 50 orang puteri dengan tenaga pengajarnya 10 orang putera dan 5 orang puteri, serta bangunan tempat penampungan para santri masih memakai barak-barak seperti dimasa Tgk H Syihabuddin Bin Idris yang memang sesuai dengan keadaan masa. Dalam masa kepemimpinan dia, pernah diperbantukan kepada Tgk M Shaleh lebih kurang 2 tahun karena Tgk H Hanafiah berangkat ke Mekkah untuk menambah Ilmu Pengetahuannya, Setelah Tgk H Hanafiah wafat (1964) Pesantren tersebut dipimpin oleh salah seorang menantu dia yaitu Tgk H Abdul `Aziz Bin M Shaleh, dia ini adalah lulusan dari Bustanul Muhaqqiqin Dayah Darussalam Labuhan Haji Aceh Selatan.

Semenjak kepemimpinan beliaulah, Pesantren tersebut terus bertambah muridnya, terutama dari Aceh dan Sumatera dan disegi pembangunanpun mulai diadakan perubahan dari barak-barak darurat kepada asrama semi permanen berlantai 2 dan asrama permanen berlantai 3, Untuk pelajar puteripun dibangun asrama berlantai 2 yang dapat menampung 150 orang di lantai atas sedangkan dilantai bawah digunakan untuk musalla.

Setelah Tgk H Abdul `Aziz Bin M Shaleh wafat (1989) dengan hasil kesepakatan para Alumni dan Masyarakat, Pesantren tersebut dipimpin oleh salah seorang menantunya yaitu Tgk H Hasanoel Basry Bin H Gadeng, Dia adalah lulusan Pesantren itu sendiri (Ma`hadal Ulum Diniyah Islamiyah Masjid Raya Samalanga Kabupaten Bireuen), dimasa kepemimpinan diapun Pesantren tersebut makin bertambah pula muridnya, baik dari dalam maupun dari luar Provinsi Aceh, yang sa`at ini sudah mencapai 1.979 orang santri, terdiri dari 1.269 santriwan dan 710 santriwati, serta dibantu oleh 185 orang dewan guru, 126 orang guru tetap dan 59 orang guru cadangan, terdiri dari (175 orang guru laki-laki dan 10 orang perempuan). Jumlah keseluruhan santriwan dan santriwati serta dewan Guru 2.164.

Lembaga Pendidikan Islam Ma`hadal Ulum Diniyah Islamiyah hingga sa`at ini telah banyak menghasilkan Alumni yang sebahagian dari mereka ada yang melanjutkan studynya, baik di dalam maupun di luar negeri, dan ada pula yang sudah berkerja di Lembaga Instansi Pemerintah dan juga yang berwiraswasta. Dan banyak pula dari alumni ini yang mendirikan pesantren adalah serta ada pula yang berkarya mendirikan Pesantren di daerah mereka masing-masing. Jumlah cabang pesantren MUDI Mesra sampai saat ini lebih dari 400 pesantren.