Kurva hipsografi

fungsi distribusi kumulatif dari elevasi suatu wilayah

Kurva hipsografi atau kurva hipsometri adalah histogram yang menggambarkan distribusi elevasi kerak Bumi baik di atas maupun di bawah permukaan laut. Kurva hipsografi dapat berbentuk histogram biasa maupun histogram kumulatif.[1][2] Nilai ketinggian dan kedalaman dinyatakan berdasarkan datum tertentu. Untuk kurva hipsografi elevasi seluruh bagian kerak Bumi, datum yang digunakan sebagai titik nol adalah permukaan laut Bumi.[3] Seluruh permukaan Bumi diumpamakan dibagi menjadi petak-petak berukuran sama besar yang kemudian dikelompokkan dan diurutkan berdasarakan elevasinya.[4] Kurva hipsografi menunjukkan persentase luas wilayah-wilayah tinggi seperti pegunungan, wilayah laut dalam seperti palung, serta wilayah dataran rendah, paparan benua, dan paparan samudra terhadap keseluruhan luas kerak Bumi. Wilayah pegunungan dan palung masing-masing dapat terlihat berada di ujung atas dan ujung bawah kurva yang menggambarkan perbedaan ekstrem permukaan Bumi akibat dari tektonika lempeng yang membuat lempeng benua dan samudra Bumi terus bergerak. Bagian tengah kurva menunjukkan wilayah paparan benua, paparan samudra, serta lereng benua.[1][2][5]

Kurva hipsografi Bumi.

Kurva hipsografi digunakan pula dalam penggambaran elevasi lainnya seperti penggambaran elevasi pada suatu daerah aliran sungai. Titik nol yang digunakan adalah muara sungai.[6] Kurva hipsografi juga digunakan untuk menggambarkan elevasi benda angkasa seperti Venus dan Mars.[7][8]

Sejarah sunting

Kurva hipsografi dikembangkan oleh geografer dan oseanografer asal Jerman, Otto Krümmel, dan ia terbitkan di dalam karyanya, Handbuch der Ozeanographie (1897). Geografer asal Jerman lainnya yaitu Erwin Kossina menyempurnakan statistika kurva karya Krümmel di dalam tulisannya tahun 1921 dan 1933. Geografer lain asal Jerman, Alfred Wegener, di dalam tulisannya tahun 1912, mengungkapkan bahwa kurva hipsografi menunjukkan adanya sebaran bimodal dari paparan benua dan paparan samudra. Rata-rata elevasi daratan dan dasar samudra keduanya berada pada nilai yang tidak berdekatan dengan titik nol di permukaan laut.[1][9]

Referensi sunting

  1. ^ a b c Lagrula, J. (1997). Geomorphology. Berlin: Springer. hlm. 542–544. doi:10.1007/3-540-31060-6_183. ISBN 978-3-540-31060-0. 
  2. ^ a b Eakins, B. W.; Sharman, G. F. (2012). "Hypsographic Curve of Earth's Surface from ETOPO1". NOAA National Geophysical Data Center. Diakses tanggal 2020-04-18. 
  3. ^ Allaby, M., ed. (2008). "Hypsographic curve". A Dictionary of Earth Sciences. Oxford Reference. Oxford University Press. doi:10.1093/oi/authority.20110803095954851. ISBN 9780199211944. Diakses tanggal 2020-04-18. 
  4. ^ Wegener, A. (1966). Origin of Continents and Oceans. Diterjemahkan oleh Biram, J. New York: Dover Publications. hlm. 35–37. 
  5. ^ Frisch, W.; Meschede, M.; Blakey, R. C. (2011). Plate Tectonics. Berlin: Springer. hlm. 5. doi:10.1007/978-3-540-76504-2. ISBN 978-3-540-76503-5. 
  6. ^ Strahler, A. N. (1952). "Hypsometric Area-Altitude Analysis of Erosional Topography". GSA Bulletin. 63 (11): 1117–1142. doi:10.1130/0016-7606(1952)63[1117:HAAOET]2.0.CO;2. 
  7. ^ Stoddard, P. R.; Jurdy, D. M. (2012). "Topographic comparisons of uplift features on Venus and Earth: Implications for Venus tectonics". Icarus. 217 (2): 524–533. doi:10.1016/j.icarus.2011.09.003. 
  8. ^ Luo, W.; Stoddard, P. R. (2002). Comparative Hypsometric Analysis of Earth, Venus and Mars: Evidence for Extraterrestrial Plate Tectonics?. 33rd Annual Lunar and Planetary Science Conference. Bibcode:2002LPI....33.1512L. 
  9. ^ Greene, M. T. (2015). Alfred Wegener: Science, Exploration, and the Theory of Continental Drift. Baltimore: Johns Hopkins University Press. hlm. 252. ISBN 9781421417127. 

Pranala luar sunting