Kong Koan (Mandarin: 公馆; pinyin: Gongguan; Indonesia: Raad Tjina atau Dewan Cina) dulu adalah sebuah lembaga tinggi pemerintah yang ada di sejumlah kota besar di Hindia Belanda. Dewan ini beranggotakan semua pejabat Cina yang ada di suatu kota.[1][2][3][4] Dewan ini memegang kewenangan eksekutif dan yudikatif atas komunitas Cina yang tinggal di suatu kota sebagai bagian dari sistem 'pemerintahan tidak langsung' yang diterapkan oleh Belanda di Hindia Belanda.[1]

Gedung tempat Kong Koan berkantor disebut sebagai Kong Tong (Mandarin: 公堂; pinyin: Gongtang; secara harfiah berarti 'pengadilan').[1][3]

Gambaran umum sunting

Posisi Kong Koan sebagai sebuah lembaga pemerintah tidak dapat dipisahkan dari penunjukan pejabat Cina oleh pemerintah Hindia Belanda untuk memerintah komunitas Cina di Hindia Belanda.[2] Di kota-kota besar, pejabat Cina otomatis menjadi anggota Kong Koan untuk menegakkan keadilan, memerintah komunitas Cina di wilayahnya, dan mengimplementasikan kebijakan pemerintah Hindia Belanda.[1] Untuk menjalankan tugasnya, Kong Koan memiliki staf-staf administratif yang dipimpin oleh seorang Toa Tju (Sekretaris Utama). Kong Koan juga sempat memiliki pasukan polisi sendiri.[1]

Sejarah sunting

Menurut Mary Somers Heidhues, di antara semua Kong Koan yang ada di Hindia Belanda, Kong Koan di Batavia adalah primus inter pares, yakni yang paling pertama didirikan, paling lama eksis, dan paling kuat.[2] Sebaliknya, Kong Koan di Surabaya, Semarang, dan di kota-kota lain tidak setua dan tidak selama Kong Koan di Batavia.[2]

Sejarawan Batavia, P. de Roo de La Faille, menyatakan bahwa Kong Koan di Batavia memulai sejarahnya pada tahun 1660, saat VOC memberikan sebidang tanah untuk digunakan sebagai pemakaman bagi komunitas Cina.[1] Menurut de Roo de La Faille, organisasi komunitas sukarela yang kemudian dibentuk untuk mengelola pemakaman tersebut lalu menjadi pendahulu dari Kong Koan di Batavia.[1] Pada dekade berikutnya, organisasi komunitas tersebut pun mendapat lebih banyak peran pemerintahan di bawah kepemimpinan pejabat Cina di Batavia.[2]

Pasca Geger Pacinan, dengan Perang Jawa masih berlangsung di Pulau Jawa bagian tengah, pemerintah Hindia Belanda merasa perlu untuk menjalin hubungan baik dengan komunitas Cina di Batavia.[2] Pada tahun 1742, pemerintah Hindia Belanda pun merestrukturisasi organisasi komunitas tersebut menjadi Kong Koan Batavia, sebuah lembaga pemerintah resmi di dalam birokrasi Hindia Belanda.[2][4] Hoge Regering (Pemerintah Tinggi) juga menyediakan Kong Tong pertama di Jl. Tiang Bendera di Kota Tua Batavia.[4] Kong Koan Batavia awalnya beranggotakan delapan orang pejabat Cina Batavia.[1] Kong Koan Batavia dipimpin oleh pejabat Cina paling senior, dengan gelar Kapitan Cina hingga tahun 1837, dan kemudian dengan gelar Mayor Cina.[1][2][3] Kong Koan mirip seperti yamen di masa Dinasti Qing.[1]

Pada tahun 1750, Kong Koan Batavia mendapat sekretaris resmi, dan pada tahun 1766, juga mendapat asisten sekretaris.[1] Pada tahun 1809, Tan Peeng Ko, Kapitan Cina Batavia mendirikan kantor cabang Kong Koan Batavia di dekat Glodok, kawasan pecinan Jakarta, untuk menyederhanakan implementasi aktivitas harian Kong Koan Batavia.[1] Pada tahun 1866, anak dan suksesor Kapitan Tan Peeng Ko, Tan Eng Goan, Mayor Cina Batavia pertama, resmi memindahkan Kong Tong ke bangunan yang lebih besar di Tongkangan, di mana Koan Koan Batavia tetap berkantor hingga akhirnya dibubarkan oleh Republik Indonesia pada akhir dekade 1950-an.[1][3]

Sejarah Kong Koan di kota lain tidak setua dan terdokumentasi dengan baik seperti sejarah Kong Koan Batavia.[2] Kong Koan Surabaya tidak lagi aktif sejak dekade 1930-an setelah penghapusan sistem pejabat Cina di sana.[2] Tidak jauh berbeda, Kong Koan Semarang yang baru didirikan pada tahun 1835 juga sudah dibubarkan pada tahun 1931.[2]

Referensi sunting

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m Blussé, Leonard; Chen, Menghong (2003). The Archives of the Kong Koan of Batavia (dalam bahasa Inggris). Amsterdam: BRILL. ISBN 9789004131576. 
  2. ^ a b c d e f g h i j k Kuah-Pearce, Khun Eng; Du-Dehart, Evelyn (2006). Voluntary Organizations in the Chinese Diaspora: Illusions of Open Space in Hong Kong, Tokyo, and Shanghai (dalam bahasa Inggris). Hong Kong: Hong Kong University Press. ISBN 9789622097766. 
  3. ^ a b c d Chen, Menghong (2011). De Chinese gemeenschap van Batavia, 1843–1865: een onderzoek naar het Kong Koan-archief (dalam bahasa Belanda). Amsterdam: Amsterdam University Press. ISBN 9789087281335. 
  4. ^ a b c Blussé, Leonard; Nie, Dening (2018). The Chinese Annals of Batavia, the Kai Ba Lidai Shiji and Other Stories (1610–1795) (dalam bahasa Inggris). Amsterdam: BRILL. ISBN 9789004356702.