Kadar karet kering

Kadar karet kering (KKK) adalah kandungan padatan karet per satuan berat yang dihitung dalam satuan persen (%).[1] KKK lateks atau bekuan sangat penting untuk diketahui karena selain dapat digunakan sebagai pedoman penentuan harga juga merupakan standar dalam pemberian bahan kimia untuk pengolahan RSS, TPC, dan lateks pekat. Kadar karet kering pada lateks tergantung dari beberapa faktor antara lain jenis klon, umur pohon, waktu penyadapan, musim, suhu udara serta letak tinggi dari permukaan laut. Terdapat beberapa metode dalam penentuan KKK, salah satu diantaranya adalah metode laboratorium. Prinsip dalam metode laboratorium adalah pemisahan karet dari lateks yang dilakukan dengan cara pembekuan, pencucian dan pengeringan. Alat yang diperlukan adalah gelas piala 50 ml, mangkuk bersih, penangas air, desikator, timbangan analitik, dan oven. Sebagai bahan pembeku digunakan asam asetat atau asam semut 2%. Prosedur pengujian dengan metode laboratorium adalah sebagai berikut:

  1. Lateks dituangkan ke dalam gelas ukur 50 ml yang sebelumnya telah diketahui beratnya, secara perlahan-lahan, kemudian catat beratnya (berat lateks adalah berat total dikurangi dengan berat gelas ukur/ wadah).
  2. Lateks dibekukan dengan asam asetat atau asam format 2% dan dipanaskan di atas penangas air pada suhu 80 oC sampai serumnya menjadi jernih.
  3. Koagulan atau bekuan digiling menjadi crepe dengan ketebalan 1-2 mm, dan dicuci.
  4. Crepe kemudian dikeringkan di dalam oven, setelah itu didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Rumus perhitungan KKK adalah ditunjukkan pada persamaan berikut:[2]
Pengeringan lateks dalam oven untuk menentukan kadar karet kering
               Kadar karet kering = berat krep kering/berat lateks x 100%

Rujukan sunting

  1. ^ Dewan Standardisasi Nasional Indonesia. 2002. SNI 06-2047-2002 Bahan Olahan Karet. Standardisasi Nasional Indonesia, Jakarta.
  2. ^ Dewan Standardisasi Nasional Indonesia. 2002. SNI 06-2047-2002 Bahan Olahan Karet. Standardisasi Nasional Indonesia, Jakarta.