Islamofobia

rasa takut, benci, atau prasangka buruk terhadap Islam dan pemeluk agama Islam

Islamofobia adalah sebuah fobia atau suatu ketakutan, kebencian atau prasangka terhadap Islam atau Muslim secara umum,[1][2][3] terutama bila dipandang dari sisi Islamisasi dan sumber terorisme.[4][5]

Sebuah spanduk anti-Islamofobia bertuliskan "United Against Islamophobia" (bersatu melawan islamofobia) yang dipasang di salah satu jalan di Manhattan, New York oleh salah satu komunitas Muslim disana.

Cakupan dan definisi yang tepat dari istilah Islamofobia, termasuk hubungannya dengan ras, telah menjadi bahan perdebatan. Sejumlah ulama menganggapnya sebagai bentuk xenofobia atau rasisme, sementara pendapat yang lain membantah adanya hubungan di antaranya; terutama dengan basis bahwa agama tidaklah sama dengan ras.

Penyebab dari Islamofobia juga menjadi topik perdebatan, terutama di antara para komentator yang mengajukan argumennya masing-masing. Beberapa penyebab yang diutarakan adalah serangan 11 September, kebangkitan kelompok militan seperti ISIS, serangan teror di berbagai tempat, meningkatnya penduduk muslim di Eropa dan Amerika Serikat karena pemerintah mereka menerima pengungsi-pengungsi dari wilayah konflik di Timur Tengah dan Afrika, pemaksaan penerapan hukum islam, dan lain-lain.

Sejumlah pihak mengkritik konsep Islamofobia dengan mengatakan bahwa istilah ini adalah usaha untuk membungkam kritik terhadap Islam.[6][7][8][9][10][11][12] Novelis ternama, Salman Rushdie dan sejumlah koleganya menandatangani sebuah manifesto berjudul "Bersama melawan bentuk baru dari totalitarianisme" di bulan Maret 2006, menyebut islamofobia adalah "konsep absurd yang mencampur-adukkan kritik terhadap Islam sebagai agama dengan stigmatisasi terhadap para penganutnya."[13]

Kasus politik sunting

Penolakaan keanggotaan Turki oleh Uni Eropa sunting

Permintaan Turki untuk menjadi anggota Uni Eropa telah diadakan sejak tahun 1987, tetapi tidak terwujud karena adanya permasalahan pada kepala pemerintahan. Pada masa itu, Turki berada dalam pemerintahan Recep Tayyip Erdoğan. Uni Eropa menolak permintaan Turki untuk bergabung karena Erdoğan memiliki kekuasaan yang otoriter dan mempunyai masalah terkait hak asasi manusia.[14]

Dalam pandangan wacana kritis, penolakan keanggotan Turki dalam Uni Eropa juga dipengaruhi oleh menyebarnya islamofobia di pikiran masyarakat Eropa. Selain itu, masyarakat Eropa secara umum belum menerima komunitas muslim secara menyeluruh. Pandangan wacana kritis mengaitkan persoalan agama sebagai penyebab penolakan Turki dalam keanggotaan Uni Eropa. Penolakan ini juga dipengaruhi oleh perbedaan sejarah negara anggota Uni Eropa dengan sejarah Turki. Selain itu, hegemoni kekristenan dan hegemoni gereja di Eropa dan hegemoni demokrasi liberal menjadi faktor yang membuat Turki belum dapat diterima sebagai anggota Uni Eropa.[15]

Melawan Islamofobia sunting

Eropa sunting

Pada tanggal 26 September 2018, Parlemen Eropa di Brussel meluncurkan "Perangkat Kontra-Islamofobia" (CIK), dengan tujuan memerangi Islamofobia yang berkembang di seluruh Uni Eropa dan untuk didistribusikan ke pemerintah nasional dan pembuat kebijakan lainnya, masyarakat sipil dan media. Berdasarkan penelitian paling komprehensif di Eropa, mereka meneliti pola Islamofobia dan strategi efektif melawannya di delapan negara anggota. Perangkat ini mencantumkan sepuluh narasi dominan dan sepuluh kontra-narasi yang efektif.[16][17][18]

Salah satu penulis CIK, Amina Easat-Daas, mengatakan bahwa perempuan Muslim secara tidak proporsional dipengaruhi oleh Islamofobia, berdasarkan narasi "ancaman ke barat" dan "korban...seksisme Islam". Pendekatan yang diambil dalam CIK adalah empat langkah: mendefinisikan narasi yang salah informasi berdasarkan logika yang salah; mendokumentasikannya; mendekonstruksi ide-ide ini untuk mengekspos kekurangannya; dan terakhir, rekonstruksi gagasan arus utama tentang Islam dan Muslim, yang lebih mendekati kenyataan. Ide-ide dominan yang beredar dalam budaya populer harus mencerminkan pengalaman sehari-hari yang beragam dari umat Islam dan keyakinan mereka.[19]

Internasional sunting

Pada 16 Maret 2022, PBB menetapkan 15 Maret sebagai Hari Internasional Untuk Memerangi Islamofobia.[20]

Lihat juga sunting

Referensi sunting

  1. ^ "Islamophobia". Oxford Dictionaries. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-19. Diakses tanggal 10 November 2016. 
  2. ^ "islamophobia". Dictionary.com Unabridged. Random House. Diakses tanggal 10 November 2016. 
  3. ^ "Islamophobia". Collins Dictionary. Diakses tanggal 10 November 2016. 
  4. ^ Miles & Brown 2003, hlm. 166.
  5. ^ Wike, Richard; Stokes, Bruce; Simmons, Katie (July 2016). Europeans Fear Wave of Refugees Will Mean More Terrorism, Fewer Jobs (PDF) (Laporan). Pew Research Center. hlm. 4. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 27 November 2016. Diakses tanggal 27 November 2016. 
  6. ^ Malik, Kenan. "Islamophobia Myth" Diarsipkan 2007-01-02 di Wayback Machine., Prospect, February 2005,
  7. ^ "There really isn't a phenomena like "Islamophobia" - at least no more than there was a "Germanophobia" in hating Hitler or "Russiaphobia" in detesting Stalin." - Historian Victor Davis Hanson, in the The Politically Incorrect Guide to Islam (and the Crusades) By Robert Spencer, ISBN 0-89526-013-1, Regnery Publishing, hlm. 200
  8. ^ "All this indicates that "Islamophobia" is virtually useless as an analytical tool. To adopt it is to accept the most virulent form of theological equivalence, and to affirm, against all the evidence, that every religious tradition is equally capable of inspiring violence." - The Politically Incorrect Guide to Islam (and the Crusades) By Robert Spencer, ISBN 0-89526-013-1, Regnery Publishing, hlm. 199
  9. ^ "This term is a fabricated and question-begging linguistic manoeuvre designed to present the protection of religious sensibilities as a civil liberty issue." - The "Islamophobia" scam Diarsipkan 2007-09-27 di Wayback Machine., Oliver Kamm
  10. ^ "The pseudo-psychiatric term Islamophobia is a statement that any criticism of Muslims is evidence of clinical pathology. Yet the label is often attached to valid criticisms of particular Muslims whose behaviour has laid them open to legitimate censure." - David Green, Bad Faith VI
  11. ^ "The trouble with the idea is that it confuses hatred of, and discrimination against, Muslims on the one hand with criticism of Islam on the other." Malik, Kenan. "Islamophobia Myth" Diarsipkan 2007-01-02 di Wayback Machine., Prospect, Februari 2005.
  12. ^ "... Islamophobia", a wretched concept that confuses criticism of Islam as a religion and stigmatisation of those who believe in it." Rushdie, Salman et al. "Writers' statement on cartoons", BBC News, March 1, 2006.
  13. ^ Rushdie, Salman et al. "Writers' statement on cartoons", BBC News, March 1, 2006.
  14. ^ McGlinchey, S., Walters, R., dan Scheinpflug, C. (2017). International Relation Theory [Dasar-Dasar Kajian Teori Hubungan Internasional] (PDF). Diterjemahkan oleh Mukti, Takdir Ali. Bristol: E-International Relation Publishing. hlm. 40. ISBN 978-1-910814-20-8. 
  15. ^ Arif, Muhammad Qobidl 'Ainul (2014). Politik Islamophobia Eropa: Menguak Eksistensi Sentimental Anti-Islam dalam Isu Keanggotaan Turki. Sleman: Deepublish. hlm. 46. ISBN 978-602-280-730-8. 
  16. ^ "CIK Toolkit Launch – European Parliament, Brussels". University of Leeds. 26 September 2018. Diakses tanggal 1 March 2019. 
  17. ^ "Counter-Islamophobia Kit". Equinet European Network of Equality Bodies. 4 October 2019. Diakses tanggal 1 March 2019. 
  18. ^ Law, Ian; Amina, Easat-Daas; Sayyid, S. (September 2018). "Counter-Islamophobia kit:briefing paper and toolkit of counter-narratives to Islamophobia" (PDF). CIK Consortium (University of Leeds). Diakses tanggal 1 March 2019. 
  19. ^ Amina, Easat-Daas (21 February 2019). "How to tackle Islamophobia – the best strategies from around Europe". The Conversation. Diakses tanggal 1 March 2019. 
  20. ^ "UN Designated March 15, Combat Day To Islamophobia". Dawn News. 

Sumber sunting