Identitas Pythagoras

Identitas Pythagoras, atau identitas trigonometri Pythagoras (bahasa Inggris: Pythagorean trigonometric identity), adalah identitas yang menyatakan teorema Pythagoras dalam fungsi trigonometri. Bersama dengan rumus jumlah dan selisih sudut, identitas ini adalah salah satu relasi dasar antara fungsi sinus dan kosinus. Identitas tersebut dirumuskan sebagai

untuk setiap bilangan riil , dengan sin2 θ yang berarti .

Bukti identitas beserta hubungannya dengan teorema Pythagoras sunting

 
Kesebangunan dua segitiga yang menghasilkan sinus dan kosinus dengan sudut θ

Bukti menggunakan bangun segitiga siku-siku sunting

Diberikan bangun segitiga siku-siku dengan panjang c sebagai sisi miringnya, serta a dan b untuk sisi lainnya, dengan a, b, c sembarang bilangan riil positif yang memenuhi teorema Pythagoras, yaitu

 

Dari informasi tadi, maka dapat memungkinkan untuk mengonstruksi segitiga siku-siku yang sebangun, dengan faktor dilatasi sebesar  . Dengan demikian, panjang sisi miring segitiga yang baru ialah 1, dan panjang sisi yang lain ialah   dan  . Karena segitiga yang telah didilatasi masih merupakan segitiga siku-siku, maka menurut teorema Pythagoras,

 

Definisi dasar dari fungsi sinus dan kosinus terhadap panjang sisi segitiga siku-siku ialah:

 
Substitusikan kedua definisi dasar tersebut, maka diperoleh
 
Akan tetapi, langkah pembuktiannya belum selesai, lantaran konstruksinya mengandalkan kesebangunan dua segitiga siku-siku (dengan  ), sehingga relasi trigonometri akan digunakan untuk melengkapi pembuktiannya.

Selang interval π/2 sampai π sunting

Misalkan sudut   berada pada selang interval  . Maka, terdapat suatu nilai   sedemikian sehingga   Dari informasi di atas, maka diperoleh

 
sehingga diperoleh
 

Selang interval -π sampai 0 sunting

Misalkan sudut   berada pada selang interval  . Maka, terdapat suatu nilai   sedemikian sehingga  . Dari informasi di atas, maka diperoleh

 
sehingga diperoleh
 
Karena fungsi sinus dan kosinus merupakan fungsi periodik, maka persamaan
 
berlaku untuk setiap bilangan riil  , dan selesailah pembuktiannya.

Identitas yang berkaitan sunting

 
Dua segitiga siku-siku yang sebangun mengilustrasikan fungsi trigonometri tangen dan sekan.
 
Visualisasi semua fungsi trigonometri pada lingkaran satuan. Teorema Pythagoras yang diterapkan pada segitiga biru menunjukkan persamaan identitas 1 + cot2 θ = csc2 θ, dan pada segitiga merah menunjukkan 1 + tan2 θ = sec2 θ.

Identitas

 
dan

juga disebut sebagai identitas Pythagoras.[1] Apabila salah satu sisi tegak lurus segitiganya memiliki panjang 1, maka nilai tangen dari sudut yang disamping adalah panjang sisi tegak lurus yang satunya, dan nilai sekan sudutnya ialah panjang sisi miringnya.

  dan  

Dengan cara ini, identitas trigonometri ini melibatkan fungsi tangen dan sekan yang didapatkan dari teorema Pythagoras. Sudut yang berhadapan dengan sisi depan yang panjangnya  1 (sudut ini dapat ditandai sebagai  ) memiliki nilai kotangen yang sama dengan panjang sisi tegak lurus lainnya, dan nilai kosekannya sama dengan panjang sisi miringnya. Dengan cara ini, identitas trigonometri ini melibatkan kotangen dan kosekan juga, yang didapatkan dari teorema Pythagoras.

Tabel berikut memberikan ilustrasi cara mendapatkan kedua identitas baru dengan suatu pembagi yang mengaitkan mereka dengan identitas utama.

Identitas awal Pembagi Hasil pembagian Identitas baru Identitas baru (Alternatif)
         
       

Bukti menggunakan lingkaran satuan sunting

 
Titik P (x, y) pada lingkaran satuan dengan sudut tumpul θ > π/2
 
Fungsi sinus pada lingkaran satuan (atas) dan grafiknya (bawah)

Lingkaran satuan yang berpusat pada titik asal di ruang Euklides didefinisikan dengan rumus:[2]

 

Diberikan suatu sudut  , maka terdapat satu buah titik   pada lingkaran satuan dengan sudut   dari sumbu- , dengan koordinat   dan   dari titik   ialah:[3]

  dan  

Akibatnya, dari persamaan lingkaran satuan, maka diperoleh:

 

yang merupakan identitas Pythagoras.

Pada gambar berikut, titik   memiliki koordinat-  yang negatif, dan itu didapatkan dari  , yang merupakan bilangan negatif:  . Titik   memiliki koordinat-  yang positif, lantaran  . Saat θ bertambah dari nol menuju satu lingkaran penuh ( ), nilai sinus dan kosinusnya berganti tanda di berbagai kuadran agar tanda   dan   nya benar. Gambar berikut menunjukkan beragam tanda pada fungsi sinus saat sudutnya berpindah kuadran.

Oleh karena sumbu-  dan sumbu-  itu tegak lurus, identitas Pythagoras ini setara dengan teorema Pythagoras untuk segitiga yang panjang sisi miringnya 1 (yang pada akhirnya setara dengan teorema Pythagoras secara utuh dengan menggunakan argumen kesebangunan segitiga). Lihat lingkaran satuan untuk penjelasan singkat.

Bukti menggunakan deret pangkat sunting

Fungsi trigonometri bisa juga didefinisikan menggunakan deret pangkat, yaitu:[4][5]

 
dengan asumsi satuan   adalah radian. Dengan menggunakan aturan perkalian pada deret pangkat, maka diperoleh :
 

Dalam ekspansi  , nilai   dimulai dari 1, sedangkan nilai   dimulai dari 0 pada ekspansi  . Agar nilai   sama-sama dimulai dari 1, dapat dilakukan sedikit manupulasi (dengan bantuan dari teorema binomial) :

 

Akibatnya,

 
yang merupakan identitas Pythagoras.

Bukti menggunakan rumus Euler sunting

Rumus Euler menyatakan bahwa

 
Maka,
 

Lihat pula sunting

Catatan dan Rujukan sunting

  1. ^ Lawrence S. Leff (2005). PreCalculus the Easy Way  (edisi ke-7th). Barron's Educational Series. hlm. 296. ISBN 0-7641-2892-2. 
  2. ^ Hasil ini dapat diperoleh dari rumus jarak   untuk menghitung jarak dari titik asal ke titik  . Lihat Cynthia Y. Young (2009). Algebra and Trigonometry (edisi ke-2nd). Wiley. hlm. 210. ISBN 978-0-470-22273-7.  Pendekatan ini mengandalkan teorema Pythagoras.
  3. ^ Thomas W. Hungerford, Douglas J. Shaw (2008). "§6.2 The sine, cosine and tangent functions". Contemporary Precalculus: A Graphing Approach (edisi ke-5th). Cengage Learning. hlm. 442. ISBN 978-0-495-10833-7. 
  4. ^ James Douglas Hamilton (1994). "Power series". Time series analysis. Princeton University Press. hlm. 714. ISBN 0-691-04289-6. 
  5. ^ Steven George Krantz (2005). "Definition 10.3". Real analysis and foundations (edisi ke-2nd). CRC Press. hlm. 269–270. ISBN 1-58488-483-5.