Ibrahim Kadir, (31 Desember 1942 – 15 Juli 2017) adalah seniman, penyair, koreografer, dan aktor yang berasal dari Gayo, Aceh Tengah. Pada tanggal 1 september 2020,Ibrahim Kadir menghembuskan nafas terakhir di takengon.

Ibrahim Kadir
LahirIbrahim Kadir
(1942-12-31)31 Desember 1942
Takengon, Aceh, Masa Pendudukan Jepang
Meninggal1 September 2020(2020-09-01) (umur 77)
Takengon
Pekerjaanaktor, sastrawan
Orang tuaKadir

Sejumlah karya-karyanya telah memperkaya sastra Gayo. Intensitas dan aktivitasnyapun tidak pernah berhenti sampai usia tua, sehingga namanya dikenal luas oleh masyarakat seni nasional dan internasional. Ia telah menciptakan tidak kurang dari 85 puisi berbahasa Gayo sejak tahun 1953. Ia juga aktor bermain dalam film “Tjoet Nja' Dhien” (1990, Sutradara Eros Djarot), “Puisi Tak Terkuburkan” (2000, Sutradara Garin Nogroho), film dokumenter “Penyair Dari Negeri Linge” (2001, sutradara Aryo Danusiri). Ibrahim Kadir yang bermain sebagai tokoh penyair dalam film “Puisi Tak Terkuburkan” berhasil mendapatkan penghargaan “Silver Screen Award For Best Asian Actor” pada Festival Film Singapura 2001, dan “The Best Actor” dalam Festival Film Cinefan India 2001, serta penghargaan pemeran terbaik ke 2 dalam Festival Film Jokarno Italia 2000.

Ibrahim Kadir juga dikenal sebagai kreografer tari massal Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke 12 Tingkat Nasional di Banda Aceh 1981, Kreografer MTQ Tingkat Provinsi Aceh 1979, serta penulis dan designer tari massal di Padang Sumatera Barat 1983. Ia menulis buku panduan tentang Tari Guel (1989), dan buku pegangan dosen tentang metode mengajar dan menata tari di Universitas Sumatera Utara.

Puis-puisi Ibrahim Kadir terhimpun dalam “Kumpulan Puisi Gayo-Indonesia” 1971, “Datu Beru” (Didong Puisi), “Gentala” (antologi Puisi 1972), “Malem Dewa” (antologi Puisi, 1973) dan “Pembangunan Pesantren Nurul Islam Dalam Untaian Puisi Gayo-Indonesia” tahun 2000.

Saat ini Ibrahim Kadir sedang mempersiapkan skenario film yang diberi judul “Tangan Tanpa Jemari,” sejumlah adegan tengah dalam proses pengambilan gambar. Beberapa buku Ibrahim Kadir yang dalam proses cetak adalah; “Sebuku” (seni meratap Gayo), “Nasip Ukiran Gayo, Cerita Rakyat Gayo-Indonesia, Melengkan, Pantun Gayo, Kekitiken, Saer-saer Gayo” dan sejumlah buku lainnya.

Filmografi sunting

Pranala luar sunting