Heonseondo (헌선도, "tari persembahan buah persik surga") adalah jenis Dangak Jeongjae (tari istana Cina) yang diperkenalkan ke Korea pada masa pemerintahan Raja Munjong dari Dinasti Goryeo.[1] Tari Heonseondo yang bergaya Tang dipentaskan dalam skala besar lebih menitikberatkan pada kegiatan berperan dan menyanyi daripada menari.[1]

Heonseondo

Menurut goryeosa-akji ("Kitab Musik Goryeo") tari ini menceritakan tentang ibu suri yang turun dari surga untuk mempersembahkan buah persik panjang umur kepada raja.[1] Persik surga adalah buah ajaib yang hanya muncul tiap tiga ribu tahun sekali.[1]

Tokoh dan fokus utama dalam tari ini adalah ibu suri yang didampingi oleh dua orang pengikut.[1] Seorang penari yang berperan sebagai ibu suri akan menyanyikan lirik lagu (changsa) yang menceritakan keagungan sang raja.[1] Kemudian mempersembahkan buah persik di atas meja lalu kembali ke posisi semula.[1]

Tiga buah persik surga dipersembahkan kepada raja dalam piring perak di atas meja segi enam di tengah-tengah panggung.[1] Masing-masing buah melambangkan manusia, bumi dan surga, sementara ke-6 sudut meja melambangkan 4 arah angin dan 2 pandangan vertikal (langit dan bumi).[1]

Gerakan-gerakan tokoh utama yang terbatas ini merupakan karakteristik tarian istana Cina, kebalikan dari tari istana asli Korea (hyangak jeongjae) yang lebih mementingkan gerakan tarian.[1]

Perlengkapan-perlengkapan penunjang tari (uimul) seperti kipas besar yang berjumlah 18 buah dipegang oleh penari-penari lain menambahkan kesan semarak.[1]

Tarian ini menyimbolkan doa dan harapan agar raja diberkati umur panjang dan negara dilimpahi kedamaian dan kesejahteraan.[1]

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e f g h i j k l Malborg, Kim (2005). Korean Dance. Ewha Woman University Press, Seoul. ISBN 89-7300-626-6.