Hantu Ambulance

film Indonesia tahun 2008

Hantu Ambulance adalah film horor Indonesia yang dirilis pada 21 Februari 2008. Film yang disutradarai oleh Koya Pagayo ini dibintangi oleh Suzzanna, Dimas Andrean, Fitri Ayu, William Alvin, Ratna Galih, Clift Sangra, Cut Alona dan Gianina Emanuela. Film ini adalah film terakhir yang dibintangi Suzzanna sebelum ia wafat pada tanggal 15 Oktober pada tahun yang sama dengan tahun rilis film ini.

Hantu Ambulance
SutradaraKoya Pagayo
ProduserShankar RS
SkenarioEry Sofid
PemeranSuzzanna
Dimas Andrean
Fitri Ayu
William Alvin
Ratna Galih
Clift Sangra
Cut Alona
Gianina Emanuela
Penata musikTeguh Pribadi
SinematograferDharma You
PenyuntingAziz Natandra
Perusahaan
produksi
DistributorBatavia Pictures
Tanggal rilis
21 Februari 2008
Durasi110 menit
NegaraIndonesia
BahasaBahasa Indonesia

Plot sunting

Film ini dimulai dengan seorang wanita bernama Widya (Suzzanna) yang menghadiri upacara pemakaman putrinya, Kirna, serta cucu pertamanya, Sasha, sambil menggendong cucu keduanya yang masih kecil, Rano. Widya mengetahui perbuatan buruk putrinya sebelum ia meninggal meskipun Widya sudah memperingatkannya. Ia berjanji akan menyembunyikan cerita masa lalu keluarga Rano yang kelam. Sesaat kemudian, Widya melihat sosok hitam yang muncul di balik pohon, lalu sosok itu menghilang.

Lima belas tahun kemudian, Rano (Dimas Andrean) bersama kekasihnya, Fiona (Gianina Emanuela), bersantai di kafe membahas rencana kuliah mereka. Rano kuliah di Bandung bersama tiga sahabatnya, Poppy (Fitri Ayu), Dicky (William Alvin) dan Ocha (Ratna Galih), sementara Fiona kuliah di Amerika. Saat ia pulang ke rumah, Rano melihat sosok di balik jendela dan di tangga, boneka di atas tempat tidur yang menghilang sendiri di dalam kamar serta kamar tidur yang menutup sendiri. Rano kemudian bertemu neneknya, Widya, dan kembali masuk ke kamar. Rano mendengar Widya sedang melakukan ritual dengan bunga-bunga, sementara Widya merasakan sesuatu yang tidak baik setelah melakukan ritual.

Di rumah Fiona, orang tuanya meminta Fiona untuk berpisah dengan Rano dan menjodohkannya dengan lelaki pilihan orang tuanya yang bernama Aldo. Mereka juga mengirimkan Fiona untuk kuliah ke Amerika dan bertemu dengan Aldo di sana. Ayah Fiona bersikeras menolak Rano karena latar belakang Widya yang selalu membawa bunga melati dan makan bunga melati juga, tetapi Fiona marah dan menolaknya hingga ia mengurung diri di kamarnya. Sementara keesokan harinya di rumah Rano, Rano bangun dari mimpi buruknya tentang mobil ambulans yang berjalan tanpa pengemudi dan penjual nasi goreng yang menghilang di depan rumahnya, lalu ia menceritakan mimpi itu kepada Widya, tetapi Widya menganggap mimpi Rano hanyalah sekedar mimpi, lalu Widya pergi ke acara pesta sahabatnya.

Setelah itu, Rano bertemu dengan tiga sahabatnya, lalu mereka berempat berencana pergi ke Bandung sekarang untuk mencari rumah kontrakan dan berwisata di sana, tetapi Rano memiliki janji bertemu dengan Fiona. Untungnya, pertemuan Fiona dengan Rano batal sehingga Rano bisa berangkat ke Bandung bersama tiga sahabatnya itu. Setelah Widya kembali ke rumah dan membangunkan Rano, Rano sangat marah karena ia tidak mengetahui keberadaan ayahnya, entah masih hidup atau sudah mati, meskipun Widya diam seribu bahasa untuk menyembunyikan masa lalu ayah Rano. Segera setelah itu, Widya menelepon menantunya sekaligus ayah Rano, Prasetyo (Clift Sangra), yang sedang berada di kampung terpencil, lalu Prasetyo pun bertanya tentang penolak bala yang dipasang di rumah Widya. Widya kemudian membahas Rano, meskipun Prasetyo sangat merindukannya, tetapi Prasetyo merasa nyawanya masih terancam. Widya hanya berpesan untuk memandikan keris-kerisnya setiap malam Jumat Kliwon dan menanam keris tersebut.

Rano, Poppy, Dicky dan Ocha berangkat ke Bandung untuk mencari rumah kontrakan hingga mereka menemukan rumah kontrakan milik Bu Sigit yang kuno dan usang. Mereka melihat mobil ambulans tua yang terparkir di halaman rumah, lalu mereka melihat-lihat isi rumah itu, tetapi Rano merasa tidak asing terhadap rumah itu, sementara Dicky bertemu dengan sosok wanita cantik (Cut Alona) yang sedang berjalan di lorong rumah. Mereka berempat sepakat mengontrak rumah itu karena harganya murah dan dekat dengan kampus, lalu mereka berempat kembali ke Jakarta pada malam hari. Besoknya, Widya sangat terkejut karena Rano dan teman-temannya mengontrak rumah di Jalan Baureksa nomor 15, sementara Ocha dan Poppy membahas tentang Rano yang sebenarnya ditaksir oleh Poppy, tetapi Poppy tidak mengutarakannya karena Rano mencintai Fiona. Rano sempat pergi ke rumah Fiona, tetapi orang tua Fiona menghalanginya, membuat Rano kecewa.

Keesokan harinya, mereka tiba di rumah kontrakan itu, tetapi Ocha merasa terganggu dengan mobil ambulans yang parkir di halaman rumah hingga dua pemuda yang menjadi tetangga mereka memberitahu bahwa mobil ambulans bisa berjalan sendiri keliling ke Bandung setiap lewat tengah malam dan akhirnya kembali sendiri ke rumah. Malamnya, Dicky mengajak Rano untuk mencari sosok wanita cantik yang ditemui oleh Dicky hingga ia melihat sosok itu sedang mandi. Selanjutnya, Rano yang tidak bisa tidur bertemu dengan sosok itu di kamarnya hingga ia ingin menggoda Rano, tetapi Rano menolak dan mengusirnya dengan keras. Di tempat lain, Dicky bermimpi bertemu pocong di kamar mandi, tetapi ketika ia bangun dari mimpinya, ia berada di dalam mobil ambulans tua itu. Poppy sendiri bermimpi buruk diganggu oleh sosok hitam pada malam hari, sedangkan Ocha melihat sosok hitam saat ia bangun pagi.

Di kampus, Dicky, Poppy dan Rano sepakat untuk keluar dari rumah kontrakan itu. Dicky yang membolos kuliah kembali ke rumah dan bertemu dengan sosok wanita cantik itu hingga mereka berhubungan intim, tetapi sosok wanita cantik itu berubah menjadi sosok hitam yang mencekik dan merasuki Dicky. Ketika Rano dan Poppy pulang ke rumah, mereka meminta penjaga rumah yang bernama Pak Juki untuk memindahkan mobil ambulans selama mereka tinggal, tetapi Pak Juki memberitahu bahwa mobil ambulans itu kembali dengan sendirinya meskipun ia dan Bu Sigit sudah tiga kali memindahkan mobil itu ke rumah sakit. Di dalam rumah, Rano dan Poppy menemukan Dicky yang berdarah-darah sedang kerasukan dan langsung menyerang mereka berdua hingga Dicky pergi mengendarai mobil ambulans. Mereka berdua berusaha memperingatkan Ocha, yang masih berada di kampus, untuk segera keluar dari rumah kontrakan itu, tetapi Ocha melihat mobil ambulans parkir di depan kampus hingga Poppy memperingatkan Ocha untuk melarikan diri karena mobil itu dikendarai oleh Dicky yang kerasukan. Dicky langsung mengejar Ocha yang melarikan diri, lalu menyerangnya di toilet hingga Ocha tewas. Dicky kemudian mengendarai mobil itu dan berhenti di sebuah bangunan tua pada malam hari. Dicky yang telah sadar langsung diserang oleh mobil ambulans hingga ia naik ke atas bangunan, lalu ia diserang kembali hingga jatuh dan tewas. Masih di dalam rumah kontrakan, Rano mengikuti sosok kakaknya, Sasha, hingga ke ruang bawah tanah dan menemukan sketsa keluarganya. Rano langsung pergi ke rumah Widya, sementara Poppy menunggu Ocha dan Dicky yang belum pulang dari kampus.

Rano meminta penjelasan dari Widya tentang peristiwa yang menimpa keluarganya itu. Widya akhirnya memberitahu semuanya kepada Rano. Diketahui bahwa ibu Rano, Kirna, menggunakan arwah pesugihan agar keluarganya makmur dan cepat kaya, tetapi ia dan suaminya, Prasetyo, diteror oleh sosok hitam sehingga mereka bersama anak-anaknya keluar dari rumah di Bandung dan menitipkan mereka ke Widya, tetapi Sasha menolak dan mengikuti orang tuanya hingga mereka bertiga mengalami kecelakaan. Orang tua Rano berusaha menolong Sasha yang tak sadarkan diri dengan membawanya ke rumah sakit menggunakan mobil ambulans, tetapi mobil itu oleng dan menabrak oang-orang di pasar hingga seluruh penumpang dan sopir mobil ambulans tewas seketika, kecuali Prasetyo. Tetapi cedera otak yang dialami oleh Prasetyo memaksanya untuk dirawat di rumah sakit jiwa. Rano yang mengetahui semuanya bergegas menyelamatkan teman-temannya yang masih berada di rumah kontrakan itu, sementara Widya menelepon Prasetyo untuk memberitahukan kabar ini.

Setibanya di Bandung, Rano melihat Poppy dan Fiona yang sudah menunggunya. Saat Rano berkonflik dengan Fiona, Poppy diteror hingga berteriak histeris, disusul dengan Fiona yang menghilang, lalu Poppy diserang dan dicekik oleh arwah pesugihan orang tuanya. Rano memohon untuk melepaskan Poppy hingga arwah itu menyerang Rano. Meskipun arwah itu melepaskan Rano berkat bantuan Widya, yang menggunakan kembang tujuh rupa di rumahnya, tetapi Fiona diserang hingga ia tak sadarkan diri. Ketika seluruh arwah pesugihan datang dan akan menyerang Rano dan Fiona, Widya menghalangi dan mengusir mereka semua dengan kembang tujuh rupanya. Fiona akhirnya sadar kembali, sementara Rano dan Poppy terlepas dari serangan arwah pesugihan itu.

Pemeran sunting

Pranala luar sunting