Haji Nawi (1877-1934) adalah seorang tuan tanah kaya raya asal Jakarta yang tinggal di kawasan Gandaria. Namanya dijadikan sebagai nama jalan dan stasiun MRT.

Haji Nawi
Lahir1877
Batavia, Hindia Belanda
Meninggal1934 (umur 56-57)
Batavia, Hindia Belanda
KebangsaanHindia Belanda
PekerjaanTuan tanah
Orang tua
  • Ta'min (bapak)

Riwayat hidup sunting

Kehidupan awal sunting

Nawi lahir pada tahun 1877 di Batavia. Ayahnya bernama Ta'min dan ia memiliki darah Cirebon dari kakeknya yang bernama Bek Jahran.[1][2]

Tuan tanah sunting

Semasa ia hidup di kawasan Gandaria, ia memiliki banyak tanah dan ia mengawasi tanah-tanah tersebut dengan menggunakan kuda putih miliknya. Dia belajar berkuda dari Haji Jadit. Ia dikenal sebagai sosok yang dermawan dan murah hati. Di samping itu juga, Masjid Nurul Huda ramai dikunjungi oleh berbagai kalangan masyarakat semasa hidupnya.[1][2]

Akhir hidup sunting

Nawi meninggal pada tahun 1934 dan dimakamkan di tanah wakaf yang berada di Masjid Nurul Huda. [2]

Kehidupan pribadi sunting

Nawi menikah sebanyak empat kali dan diberkati tujuh orang anak yaitu Haji Raya, Haji Zainudin, Haji Pentul, Haji Syaip, Haji Saleh, HJ. Hasanah, dan Hj Fatimah.[2]

Penghargaan sunting

Sebagai bentuk penghormatan atas pengaruhnya dan status sosial, Nawi diabdikan sebagai nama jalan di kawasan Cilandak pada tahun yang tidak diketahui. Kemudian, Nawi dijadikan sebagai nama stasiun MRT.[3]

Referensi sunting

  1. ^ a b Wirachmi, Ajeng. "Profil Haji Nawi, Tuan Tanah di Gandaria Jaksel yang Diabadikan Jadi Nama Stasiun MRT". metro.sindonews.com. Sindo News. Diakses tanggal 8 Januari 2024. 
  2. ^ a b c d Merdeka, Merdeka. "Jalan Haji Nawi, diambil dari orang terkaya di Gandaria". merdeka.com. Merdeka. Diakses tanggal 8 Januari 2024. 
  3. ^ Purnamasari, Dian Dewi. "Kesohoran Tuan Tanah Terkaya di Gandaria". kompas.id. Kompas. Diakses tanggal 8 Januari 2024.