Hōzōin-ryū (宝蔵院流) adalah perguruan tradisional (koryū) seni beladiri Jepang yang mengkhususkan pada keahlian bertombak (sōjutsu). Hōzōin-ryū didirikan oleh Hōzōin Kakuzenbō In'ei (宝蔵院 覚禅房 胤栄, 1521–1607) kira-kira tahun 1560. In'ei adalah seorang biksu Buddha dari kuil Kōfuku-ji di Nara, Jepang. Dia mencintai beladiri dan berlatih pada seni berpedang. Pada saat yang sama, dia dilatih dan dibimbing oleh Daizendayū Moritada (大膳太夫盛忠), seorang ahli tombak. Dibawah bimbingan sang ahli, In'ei terasah dalam seni bertombak.

Hōzōin-ryū
(宝蔵院流)
In'ei melihat refleksi dari bulan.
Foundation
PendiriHōzōin Kakuzenbō In'ei (宝蔵院 覚禅房 胤栄, 1521–1607)
Tanggal didirikanSekitar tahun 1560
Periode didirikanPeriode Sengoku (pertengahan 1400-an–pertengahan 1600-an)
LokasiNara, Propinsi Yamato
Informasi mutakhir
Ketua sekarangKagita Chubei
Markas besar sekarangNara, Nara
Seni yang diajarkan
SeniDeskripsi
SōjutsuSeni tombak
Aliran turunan
Daitō-ryū Aiki-jūjutsuShindō Yōshin-ryū

Dikatakan bahwa pada suatu sore, di saat melihat refleksi bulan sabit yang bersinar pada kolam Sarusawa, dia terinspirasi untuk menciptakan mata tombak berbentuk sabit. Dia membayangkan kalau gaya tombak ini akan lebih berguna dalam peperangan. Dengan jenis tombak yang baru (dikenal sebagai jumonji-yari 十文字槍), dia menciptakan aliran Hōzōin-ryū.

Di kemudian hari, ajaran-ajaran Hōzōin-ryū sōjutsu diturunkan ke Nakamura Naomasa dan berikutnya Takada Matabei Yoshitsugu. Tiga murid terbaik Takada pergi ke Edo, sekarang dikenal sebagai Tokyo, untuk memperkenalkan seni beladiri ini. Reputasi perguruan ini tersebar ke penjuru negeri dan jumlah murid meningkat. Seiring dengan diturunkannya seni beladiri Hōzōin-ryū sōjutsu dari generasi ke generasi, berbagai teknik-teknik baru begitu pula dojo baru dibentuk.

Menjelang akhir dari Keshogunan Tokugawa, (sekitar pertengahan abad ke-19) ada banyak pakar Hōzōin-ryū sōjutsu dipekerjakan di pusat pelatihan beladiri keshogunan.

Pada akhirnya pada tahun 1976, Hōzōin-ryū sōjutsu kembali ke Nara. Pada tahun 1991 Kagita Chubei ditunjuk sebagai kepala perguruan ke-20 dan sejak itu memimpin perguruan Hōzōin-ryū sōjutsu.

Sebuah sajak lama Jepang menyiratkan seni tombak dari Hōzōin-ryū sōjutsu:

"(Seni tombak) ini dapat menjadi tombak untuk menusuk. (Seni tombak) ini dapat menjadi trisula untuk membelah. (Seni tombak) ini dapat menjadi sabit untuk memotong. Dalam hal apapun, seni ini tidak pernah gagal untuk mengenai sasarannya."

Pranala luar sunting