Fusi protoplas adalah salah satu metode persilangan atau hibridisasi tanaman dengan memanfaatkan rekayasa genetika konvensional.[1] Protoplas adalah sel tanaman tanpa bagian dinding sel.[2] Teknik fusi protoplas dapat digunakan untuk mencampur sifat genetik dari spesies tanaman yang sama ataupun dari spesies yang berbeda.[3] Selain itu, teknik ini menguntungkan untuk diterapkan dalam persilangan tanaman steril ataupun tanaman dengan siklus hidup yang panjang.[3] Untuk menginduksi atau mendukung terjadinya fusi protoplas dapat dilakukan dengan pemakaian senyawa kimia seperti polietilen glikol (PEG) ataupun penggunaan arus listrik untuk membantu fusi (elektrofusi).[3] Ketika dua protoplas bersatu, dapat terjadi pemisahana atau penggabungan dua inti sel (nukleus) sehingga menghasilkan tanaman dengan sifat baru hasil pencampuran kedua tetua.[4] Apabila salah satu inti sel hilang selama terjadinya fusi maka akan dihasilkan sel baru yang disebut sitoplasmik hibrid (cybrid).[4]

Fusi protoplas dari daun Petunia sp. dan kelopak bunga Impatiens neuguinea yang berwarna merah.

Referensi sunting

  1. ^ (Inggris) Maaike Raaijmakers (Juni 2004). "Protoplast fusion and organic farming" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2007-07-28. Diakses tanggal 20 Mei 2010. 
  2. ^ (Inggris) Cliff L. Hedley (2001). Carbohydrates in Grain Legume Seeds: Improving Nutritional Quality and Agronomic Characteristics. CABI. ISBN 978-0-85199-467-3. Page.156
  3. ^ a b c (Inggris) Nejat Düzgüneş (1993). Membrane fusion techniques. Academic Press. ISBN 978-0-12-182122-7. Page.379-388
  4. ^ a b (Inggris) Rajiv Tyagi, P.R. Yadav. Biotechnology of Plant Tissue. Educa Books. ISBN 978-81-8356-073-3. Page.94-95