Frans Alexander Wospakrik

Prof. Ir. Frans Alexander Wospakrik, M.Sc. (28 Januari 1947 – 31 Juli 2011) merupakan seorang akademisi dan dosen kehutanan Indonesia yang menjabat sebagai Rektor Universitas Cenderawasih sejak tahun 1996 hingga 2005.

Frans Alexander Wospakrik
Rektor Universitas Cenderawasih
Masa jabatan
1996–2005
Informasi pribadi
Lahir(1947-01-28)28 Januari 1947
Hollandia, Nugini Belanda
Meninggal31 Juli 2011(2011-07-31) (umur 64)
Rumah Sakit Umum Daerah Abepura, Jayapura, Provinsi Papua
Alma materUniversitas Cenderawasih (B.Sc.)
Institut Pertanian Bogor (Ir.)
Washington State University [en] (M.Sc.)
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Wospakrik adalah putra dari pasangan Tom Wospakrik dan Lidya Boekorsjom. Tom Wospakrik merupakan tokoh pendidikan di Tanah Papua dan merupakan guru sekolah yang kemudian memimpin Yayasan Pendidikan Kristen (YPK) pada periode 1968-1978.[1][2][3]

Keluarga Wospakrik dikenal sebagai keluarga pendidik. Putra dan putri serta cucu dari Tom Wospakrik antara lain Otto Wospakrik (alm) Dosen ITB Hans J. Wospakrik (alm), Pdt. DR. Martha M. Wospakrik, M.Thk dan Pdt. Dr. Josina Wospakrik M. Si (almh), dosen STFT IS Kijne , dr. Herlina Yulidia Sp.JP (dosen FK Universitas Papua) Andrean Heskiel Wospakrik SP, M.Sc (Faperta Universitas Papua), juga Dr. Derek Antonius Wospakrik SH, MH (dosen FH Universitas Cenderawasih).[4]

Pendidikan sunting

Wospakrik lahir pada tanggal 28 Januari 1947 di Hollandia (sekarang Jayapura), ibukota Nugini Belanda, dari pasangan Thom Wospakrik, pendidik dan pendiri Yayasan Pendidikan Kristen di Papua, dan Lidya Boekorsjom. Wospakrik merupakan anak kedua dari sepuluh bersaudara. Sebagian besar saudara kandungnya, termasuk dirinya, mengikuti karier ayahnya sebagai pengajar.[5]

Setelah menyelesaikan sekolah menengah atas, ia menempuh studi dalam ilmu kehutanan di Universitas Cenderawasih (Uncen). Ia menamatkan pendidikannya di Uncen pada tahun 1967 dengan gelar sarjana muda dan meneruskan ke Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk menyelesaikan pendidikan strata satunya. Ia memperoleh gelar insinyur dari IPB pada tahun 1975. Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1981 ia menjalani pendidikan strata dua dalam bidang teknik material di Washington State University [en], Amerika Serikat, dan lulus pada tahun 1983.[6]

Karier di Universitas Cenderawasih sunting

Wospakrik memulai kariernya sebagai dosen di Fakultas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan (FPPK) Uncen setelah memperoleh gelar sarjana muda. Ia diangkat menjadi Ketua Departemen Penelitian FPPK Universitas Cenderawasih pada tahun 1977.[6]

Pada tahun 1978, terjadi pergantian Dekan FPPK Uncen. Wospakrik diangkat menjadi Pembantu Dekan I pada tahun tersebut dan menjabat hingga tahun 1980. Sepulangnya dari Amerika Serikat, terjadi perubahan nomenklatur fakultas pertanian, peternakan dan kehutanan menjadi fakultas pertanian. Wospakrik diangkat menjadi pembantu dekan II dari tahun 1984. Setelah dua tahun menjabat sebagai pembantu dekan II, Wospakrik dipromosikan menjadi dekan fakultas pertanian.[6]

Setelah menjabat sebagai Dekan Fakultas Pertanian, Wospakrik menjabat sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Cenderawasih, yang baru berdiri pada tahun 1994.[7] Ia hanya menjabat selama dua tahun, karena pada tahun 1996 ia diangkat menjadi Rektor Universitas Cenderawasih. Ia kembali terpilih untuk masa jabatan yang kedua pada tahun 2000. Saat menjabat sebagai rektor, Wospakrik dikukuhan menjadi guru besar pada tanggal 1 Oktober 2003.[8]

Wafat sunting

Wospakrik wafat pada pukul 23.15 tanggal 31 Juli 2003 di Rumah Sakit Umum Daerah Abepura, Jayapura. Jenazahnya disemayamkan di rumah duka di Waena, Heram, Jayapura, sebelum dipindahkan ke Gereja Kriten Injili Jemaat Sion di Padang Bulan Abepura untuk peribadatan terakhir. Dari Gereja Kriten Injili Jemaat Sion, jenazahnya disemayamkan di Univeritas Cenderawasih pada tanggal 3 Agustus dan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Abepura.[9]

Penghargaan sunting

Pada tahun 2014 lalu, Wospakrik mendapatkan Bintang Jasa Nararya, bersama lima tokoh lainnya seperti Karrel Sesa, Herman Saud, Elli Ujo (almarhum), Titi Yuliana Marey, dan Fibiola Irianni Ohei. Bintang jasa yang diserahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini diberikan kepada enam tokoh tersebut karena berjasa dalam membangun dialog lintas agama dan keberpihakan pada rakyat miskin, mengembangkan pendidikan dan rancangan otonomi khusus, serta aktif dalam penyelesaian konflik di Papua.[10]

Referensi sunting

  1. ^ https://arsip.jubi.id/sekolah-ypk-di-papua-sejarah-singkat-pendidikan-di-kepala-burung/.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  2. ^ https://edukasi.okezone.com/read/2022/03/31/624/2570845/4-tokoh-pendidikan-di-papua-prestasinya-mendunia.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  3. ^ https://arsip.jubi.id/mengenang-tokoh-pendidikan-papua-hans-j-wospakrik/.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  4. ^ https://id.wikipedia.org/wiki/Hans_Wospakrik.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  5. ^ Mampioper, Dominggus (8 Maret 2020). "Mendiang Thom Wospakrik, dari Miei sampai pimpin YPK". Jubi. Diakses tanggal 11 Januari 2024. 
  6. ^ a b c Apa dan Siapa Rimbawan Indonesia. Bogor: Persatuan Peminat dan Ahli Kehutanan. 1987. hlm. 41. 
  7. ^ "Sejarah Berdiri". Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Cenderawasih. Diakses tanggal 11 Januari 2024. 
  8. ^ Sumule, Agus (21 Juli 2023). "RLS dan investasi". Jubi. Diakses tanggal 11 Januari 2024. 
  9. ^ "Mantan Waket MRP, Ir Frans Wospakrik Berpulang". Cenderawasih Pos. 1 Agustus 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 November 2013. 
  10. ^ https://setkab.go.id/68-tokoh-bangsa-terima-tanda-kehormatan/.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)