Fitoaleksin adalah suatu senyawa anti-mikrobial yang dibiosintesis (dibuat) dan diakumulasikan oleh tanaman setelah terjadi infeksi dari mikroorganisme patogen atau terpapar senyawa kimia tertentu dan iradiasi dengan sinar UV.[1][2] Dari sel-sel rusak dan nekrotik (sel yang mati sebelum waktunya) akan dikeluarkan suatu zat yang berdifusi ke dalam sel sehat di sekitarnya sehingga muncul respon dari sel sehat berupa pengeluaran fitoaleksin.[3] Fitoaleksin akan menjadi pertahanan tumbuhan saat terakumulasi/menumpuk dalam jumlah yang cukup untuk mencegah perkembangan patogen.[3] Beberapa contoh fitoaleksin yang dihasilkan oleh tanaman adalah:

Struktur molekul momilakton B, salah satu contoh senyawa fitoaleksin.
just for widening coloum just for widening coloum

Manfaat fitoaleksin bagi manusia sunting

Beberapa studi telah mempelajari tentang potensi senyawa fitoaleksin untuk menjadi makanan fungsional bagi manusia.[4] Hal ini dikarenakan senyawa fitoaleksin memiliki aktivitas antioksidan, aktivitas anti-inflamasi, dapat menurunkan kolesterol, dan memiliki aktivitas anti-kanker sehingga dapat meningkatkan kesehatan manusia.[4] Salah satu senyawa fitoaleksin yang dimanfaatkan sebagai suplemen adalah resveratrol. Senyawa ini dapat melindungi jantung dan mencegah kanker prostat serta kanker payudara.[5]

Referensi sunting

  1. ^ (Inggris) Yiu H. Hui, Roy Smith, David G. Spoerke (2001). Foodborne Disease Handbook: Plant toxicants. CRC Press. ISBN 978-0-8247-0343-1. Page.42-43
  2. ^ a b (Inggris) M. Daniel, R. P. Purkayastha (1994). Rujukan kosong (bantuan) . CRC Press. ISBN 978-0-8247-9269-5. Page.1-14
  3. ^ a b Lisnawita (2003). "Penggunaan Tanaman Resisten: Suatu Strategi Pengendalian Nematoda Parasit Tanaman" (PDF). Digitized by USU digital library: 1–6. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2009-06-12. 
  4. ^ a b (Inggris) Boue SM, Cleveland TE, Carter-Wientjes C, Shih BY, Bhatnagar D, McLachlan JM, Burow ME (2009). "Phytoalexin-enriched functional foods". J Agric Food Chem. 2009 Apr 8;57(7):2614-22. 57 (7): 2614–22.  Teks " url http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19334749 " akan diabaikan (bantuan);
  5. ^ (Inggris) Christelle M. Rodrigue, Nicole Arous, Dora Bachir, Juliette Smith-Ravin, Paul-Henri Romeo, Frédéric Galacteros, Marie-Claude Garel (2002). "Resveratrol, a natural dietary phytoalexin, possesses similar properties to hydroxyurea towards erythroid differentiation". British Journal of Haematology. 113: 500–507. Diakses tanggal 19 Mei 2010.  [pranala nonaktif permanen]