Diana Nasution

Pemeran dan penyanyi Indonesia

Diana Nasution (5 April 1958 – 4 Oktober 2013) adalah seorang pemeran dan penyanyi Indonesia keturunan Batak, Sumatera Utara. Ia merupakan adik dari penyanyi Indonesia, Rita Nasution sekaligus ibu dari penyanyi dan musikus Indonesia, Marcello Tahitoe.

Diana Nasution
LahirDiana Nasution
(1958-04-15)15 April 1958
Medan, Sumatera Utara, Indonesia
Meninggal4 Oktober 2013(2013-10-04) (umur 55)
Jakarta, Indonesia
Sebab meninggalKanker
KebangsaanIndonesia
Pekerjaan
Tahun aktif1970–2013
Suami/istri
(m. 2013)
Anak4, termasuk Marcello Tahitoe
KerabatRita Nasution (kakak)
Karier musik
Genre
Instrumen
Label
Artis terkait

Perjalanan Karier sunting

Pada sekitar tahun 1970-an, ia berduet dengan kakaknya, Rita Nasution dan membentuk '"Nasution Sisters'" yang cukup populer pada masa itu.[1] Tahun 1977, ia berduet dengan Melky Goeslaw dan berlaga di Festival Penyanyi Nasional dengan lagu "Bila Cengkeh Berbunga" dan "Malam Yang Dingin" (keduanya ciptaan Minggus Tahitoe). Sayangnya, duet tersebut harus mengakui keunggulan Penyanyi Hetty Koes Endang yang tampil sebagai juara pertama, sedangkan mereka menjadi runner-up.

Walaupun demikian, lagu "Bila Cengkeh Berbunga" tampil sebagai juara pertama, mengungguli lagu "Damai Tapi Gersang", namun pada akhirnya lagu Damai Tapi Gersang yang di bawakan oleh Hetty Koes Endang dan sang penggubah Ajie Bandi yang dipilih untuk mewakili Indonesia ke acara WPSF Tokyo 1977, dan menggondol Most Outstanding Performance.

Selain itu Diana Nasution juga populer membawakan lagu ciptaan Rinto Harahap antara lain "Jangan Biarkan" dan Benci Tapi Rindu. Pada tahun 2010 Diana Nasution kembali berduet Titi DJ dengan judul "Jangan Biarkan" di video klipnya.

Kehidupan Pribadi sunting

Diana dan kakaknya Rita Nasution yang masing-masing ketiga dan keempat dari delapan bersaudara dari keluarga berdarah Batak yang bertugas di angkatan bersenjata Indonesia.[2]

Dia akhirnya menemukan cinta dalam 1977 dengan penyanyi berdarah Maluku dan yang penggubah "Bila Cengkeh Berbunga", Minggus Tahitoe. Pasangan ini menikah tahun setelah di 1978. Menikah beda agama berlangsung hingga 26 Desember 1999,[3] setelah Diana kemudian menjadi Kristen untuk mengikuti kepercayaan Minggus.[4] Dari pernikahan ini, mereka memiliki tiga putra, Mario Tahitoe, Mercy Tahitoe, dan Marcello Tahitoe.

Dia berjuang melawan penyakit kanker payudara. Diana meninggal dunia pada hari Jumat, 4 Oktober 2013 pukul 00.45 di Rumah Sakit Pluit, Jakarta, akibat sakit lambung.[5]

Konser sunting

Tanggal 10 Februari 2007 diselenggarakan konser untuk percepatan pembangunan di Tapanuli bagi membebaskan masyarakat dari ketertinggalan dan kemiskinan. Konser tersebut berlangsung sukses dan berhasil mengumpul dana dua miliar rupiah lebih.

Konser ini dimeriahkan oleh artis-artis Tapanuli dari Jakarta seperti Diana Nasution & suaminya Minggus Tahitoe, Trio Lasidos (Buntora Situmorang, Jack Marpaung, Hilman Padang), Tetty Manurung, Nauli Sisters (Elyta Sinaga, Almanda Willem, Enny Sinaga, Sempurna Manik), Rita Butar-butar, Herty Sitorus, Achmad Reinhard Nainggolan (Amigos) & Dewi Marpaung (putri Jack Marpaung), juara dunia pada Grand Prix Winner of Astana International Song 2005 Festival Kazakhzstan, Rusia.

Diskografi sunting

  • The Best of Diana Nasution
  • Rinto Harahap album Sukses - VCD Karaoke "Benci Tapi Rindu"
  • 50 Tahun Rinto Harahap vol 1 VCD Karaoke "Sengaja aku Datang"
  • Jangan Biarkan
  • Katakan Sejujurnya
  • Pergi untuk kembali
  • Sayang bilang Sayang
  • Dasar lelaki
  • Ayah

Album Diana Nasution dan Ade Manuhutu sunting

  • Balada Cendrawasih dinyanyikan di Festival lagu ASEAN. Senandung Bahagia, Asmara Cinta, Hari Bahagia, Cinta Abadi, Bathera Cinta, Bahana Cinta.

Filmografi sunting

Film sunting

Tahun Judul Peran Catatan
1977 Cintaku Tergadai Ratna Karya debut

Penghargaan sunting

Pengahargaan Festival penyanyi Nasional sebagai Runner up.

Referensi sunting

Pranala luar sunting