Cecak

hewan reptil
Cecak
Rentang fosil: 110–0 jtyl[1][2][3][4]
Albium–Sekarang
Phelsuma laticauda
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Subordo:
Infraordo:
Famili:
Gekkonidae

Gray, 1825
Subfamilies

Aeluroscalabotinae
Eublepharinae
Gekkoninae
Teratoscincinae
Diplodactylinae

Cecak atau cicak adalah hewan bertulang belakang reptil yang biasa merayap di dinding atau tembok. Cecak berwarna abu-abu, akan tetapi ada pula yang berwarna coklat kehitam-hitaman. Cecak biasanya berukuran sekitar 10 centimeter. Cecak dapat ditemukan di semua benua, kecuali Antarktika. Cecak bersama dengan tokek dan sebangsanya tergolong ke dalam suku Gekkonidae.

Ada yang mengatakan jika kata 'cecak' berasal dari suara yang dibuat oleh hewan ini yaitu: "cak, cak, cak". Dengan ini bisa dikatakan bahwa kata ini merupakan sebuah onomatope.

Jenis-jenis Cecak sunting

Di Indonesia terdapat banyak jenis cecak. Di antaranya, yang sering ditemukan di rumah-rumah:

  • Cecak tembok (Latin Cosymbotus platyurus), yang kerap ditemui di tembok-tembok rumah dan sela-sela atap. Cecak ini bertubuh pipih lebar, berekor lebar dengan jumbai-jumbai halus di tepinya. Bila diamati di tangan, dari sisi bawah akan terlihat adanya lipatan kulit agak lebar di sisi perut dan di belakang kaki. Cecak ini bersuara "cek, cek, cek" halus.
  • Cecak kayu (Hemidactylus frenatus), yang bertubuh lebih kurus. Ekornya bulat, dengan deret tonjolan kulit serupa duri, yang memanjang dari pangkal ke ujung ekor. Cecak kayu lebih menyukai tinggal di pohon-pohon di halaman rumah, atau di bagian rumah yang berkayu seperti di atap. Terkadang didapati bersama cecak tembok di dinding luar rumah dekat lampu, namun umumnya kalah bersaing dalam memperoleh makanan. Cecak ini bersuara "cak, cak, cak" keras, yand dapat terdengar dari kejauhan.
  • Cecak gula (Gehyra mutilata), bertubuh lebih kecil, dengan kepala membulat dan warna kulit transparan serupa daging. Cecak ini kerap ditemui di sekitar dapur, kamar mandi dan lemari makan, mencari butir-butir nasi atau gula yang menjadi kesukaannya. Sering pula ditemukan tenggelam di gelas berisi minuman manis seperti kopi, susu atau teh.

Perkecualian sunting

Cecak terbang (Draco spp.) sebetulnya bukan 'cecak' (suku Gekkonidae) melainkan termasuk suku kadal agamid (Agamidae), seperti halnya bunglon.

Makanan dan habitat sunting

Cecak biasa memakan serangga dan terutama nyamuk. Biasanya cecak hidup di dinding-dinding dan di atap rumah. Di alam cecak biasanya hidup pada tempat-tempat teduh.

Cecak dalam kepercayaan sunting

Hindu sunting

Menurut orang Bali, cecak adalah manifestasi dari Dewi Saraswati, yaitu dewi yang melindungi bicara dan tulisan.

Referensi sunting

  1. ^ Arnold, E.N., & Poinar, G. (2008). "A 100 million year old gecko with sophisticated adhesive toe pads, preserved in amber from Myanmar (abstract)" (PDF). Zootaxa. Diakses tanggal August 12, 2009. 
  2. ^ Arnold, E.N.; Poinar, G. (2008). "A 100 million year old gecko with sophisticated adhesive toe pads, preserved in amber from Myanmar (abstract)" (PDF). Zootaxa. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal April 23, 2021. Diakses tanggal August 12, 2009. 
  3. ^ Fontanarrosa, Gabriela; Daza, Juan D.; Abdala, Virginia (April 2018). "Cretaceous fossil gecko hand reveals a strikingly modern scansorial morphology: Qualitative and biometric analysis of an amber-preserved lizard hand". Cretaceous Research. 84: 120–133. Bibcode:2018CrRes..84..120F. doi:10.1016/j.cretres.2017.11.003. ISSN 0195-6671. 
  4. ^ Bauer, A M (2019-07-01). "Gecko Adhesion in Space and Time: A Phylogenetic Perspective on the Scansorial Success Story". Integrative and Comparative Biology. 59 (1): 117–130. doi:10.1093/icb/icz020 . ISSN 1540-7063. PMID 30938766. 

Pranala luar sunting