Candi Boyolangu

bangunan kuil di Indonesia

Candi Boyolangu atau dikenal pula oleh masyarakat disekitarnya dengan nama Candi Gayatri adalah sebuah candi yang berada di tengah pemukiman penduduk di wilayah Dusun Boyolangu, Desa Boyolangu, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, provinsi Jawa Timur, Indonesia. Untuk memasuki percandian ini, harus melalui sebuah lorong selebar 2,5 m yang dibatasi tembok setinggi 75 cm dengan panjang sekitar 50 m.

Patung Gayatri tanpa kepala di Candi Boyolangu

Berdasarkan pada angka tahun yang terdapat pada bangunan induk dan Kitab Nagarakertagama bahwa candi Boyolangu dibangun pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk (1359 - 1389 M ) dengan nama Prajñaparamitapuri.

Candi ini dahulu berfungsi sebagai tempat penyimpanan abu Jenasah Gayatri dan sekaligus tempat pemujaan agama Budha.

Sejarah sunting

Candi ini ditemukan kembali pada tahun 1914 dalam timbunan tanah.Candi ini pernah disebutkan dalam Oudheidkundige verslag tahun 1917,serta N.J.Krom dalam bukunya Inleiding tot De Hindoe-Javaansche Kunst yang menyebutnya sebagai Punden Gilang,dan juga menurut Agus Aris Munandar (1955) candi ini merupakan candi yang digunakan sebagai bangunan resi karena bentuk arsitekturnya yang sederhana dan letaknya terpencil,sementara itu Hariani Santiko(1999) menyebut Candi ini sebagai candi yang memiliki arsitektur Candi Naga.

Penyebutan Candi Gayatri sendiri berasal dari salah satu nama putri dari Raja Kertanegara(raja Kerajaan Singasari) dan merupakan nenek dari Raja Hayam Wuruk (raja Kerajaan Majapahit).

Arsitektur sunting

Candi berbahan bata ini berdenah segi empat dengan tangga masuk di bagian barat. Candi ini berukuran 11,40 m x 11,40 m, dan ukuran penampil/ tangga masuknya adalah 2,68 m x 2,08 m. Secara horizontal, sisa bangunan itu terdiri atas sebuah candi induk dan dua candi perwara yang masing-masing berada di kiri-kanannya (utara dan selatan). Dua candi perwara hanya tersisa reruntuhanya,berderet ke utara.Di dinding kakinya candi perwara terdapat hiasan motif ragam hias tapak dara. Sementara itu,candi perwara diselatan hanya tersisa kakinya,berdenah persegi.

Candi tampak berpusat pada tokoh utama berupa arca wanita berukuran besar yang diletakkan pada candi induk. Arca terebut berukuran tinggi 120 cm dengan lebar 168 cm dan tebal 140 cm. Saat ini arca tersebut ditempatkan di bawah naungan sebuah cungkup tanpa dinding. Tokoh wanita tersebut adalah Gayatri atau seorang pendeta wanita Budha masa kerajaan Majapahit yang bergelar Rajapadmi. Tokoh tersebut adalah isteri ke empat Raja Wijaya pendiri kerajaan Majapahit.[1]

Rujukan sunting

  1. ^ Sedyawati, Edi, 1938-. Candi Indonesia. Latief, Feri,, Indonesia. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, (edisi ke-Cetakan pertama). [Jakarta]. ISBN 9786021766934. OCLC 886882212. 


Ralat: Provinsi jawa Timur

Pranala luar sunting