Bisu atau disebut pula dengan tunawicara dan gangguan bicara, adalah ketidakmampuan seseorang untuk berbicara. Bisu disebabkan oleh gangguan pada organ-organ seperti tenggorokan, pita suara, paru-paru, mulut, lidah, dan sebagainya. Bisu umumnya dikaitkan dengan tuli. Bayi terlahir tuli dan bisu dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Bisa terjadi akibat faktor genetika (keturunan, perkawinan antar kerabat yang terlalu dekat, seperti antara sepupu kandung, sehingga terjadi mutasi gen yang tidak wajar.[1] Selain itu, kurang atau tidak berfungsinya organ pendengaran, keterlambatan perkembangan bahasa, kerusakan pada sistem saraf dan struktur otot, serta ketidakmampuan dalam kontrol gerak juga dapat mengakibatkan keterbatasan dalam berbicara.[2] Penyebab lainnya adalah cacat intelektual dan autisme. Seseorang dapat lahir bisu, atau menjadi bisu di kemudian hari karena cedera atau penyakit.[3]

Komunikasi nonverbal

Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa satu dari seribu bayi yang lahir mengalami tuli (tunarungu) dan bisu (tunawicara) dan hampir 50 persen kondisi tuli dan bisu tersebut dialami oleh anak-anak karena faktor keturunan.[1] Namun adapun penyebab lainnya adalah karena trauma atau cedera pada daerah broca di bagian otak.[4]

Adapun ciri-ciri bisu antara lain:[2]

  • Berbicara keras dan tidak jelas
  • Suka melihat gerak bibir atau gerak tubuh teman bicaranya
  • Telinga mengeluarkan cairan
  • Menggunakan alat bantu dengar
  • Bibir sumbing
  • Suka melakukan gerakan tubuh
  • Cenderung pendiam
  • Suara sengau
  • Cadel

Tidak semua anak-anak yang menyandang kondisi tunawicara mengekspresikan gejala yang sama. Beberapa dari mereka mungkin dengan berdiri dan tak bergerak dalam pengaturan sosial tertentu dan tidak memiliki komunikasi apapun. Kecemasan dapat disebabkan oleh anak yang dimasukkan ke dalam situasi di mana sesuatu yang diharapkan dari mereka atau ketika beberapa orang berada di daerah di mana mereka dihadapkan dengan banyak pertanyaan.[5] Hal itu biasa disebut dengan bisu selektif yaitu kondisi di mana seseorang anak yang biasanya fasih bicara tidak mau berbicara dalam situasi tertentu. Diduga bahwa anak yang mengalami kecenderungan seperti ini mengalami sejenis kecemasan akut yang situasional.[6]

Referensi sunting

  1. ^ a b MomDad&I. Penanganan Anak Tuna Rungu dan Tuna Wicara. http://www.momdadi.com/berita-170-penanganan-anak-tuna-rungu-dan-tuna-wicara.  Hapus pranala luar di parameter |publisher= (bantuan)
  2. ^ a b Rafik Akbar. Kenali Tunawicara Lebih Jauh. http://www.kartunet.or.id/kenali-tunawicara-lebih-jauh-1075/.  Hapus pranala luar di parameter |publisher= (bantuan)
  3. ^ Revolvy. Aphonia. http://www.revolvy.com/main/index.php?s=Aphonia.  Hapus pranala luar di parameter |publisher= (bantuan)
  4. ^ The Free Dictonary. Aphasia. http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/Aphasia.  Hapus pranala luar di parameter |publisher= (bantuan)
  5. ^ Christine Stanley, Lori Dabney, Laurie Gorski. What is Selective Mutism. http://www.selectivemutismcenter.org/aboutus/whatisselectivemutism.  Hapus pranala luar di parameter |publisher= (bantuan)
  6. ^ Teguh Budi Santoso. Bisu Selektif. http://health.detik.com/read/2009/12/11/170229/1258693/770/bisu-selektif.  Hapus pranala luar di parameter |publisher= (bantuan)