Bendera Sisingamangaraja XII merupakan panji yang digunakan oleh Sisingamangaraja XII pada masa kekuasaannya. Panji ini dapat ditemukan pada makam Sisingamangaraja XII di Balige, Toba, Sumatera Utara dan di Monumen Sisingamangaraja XII di Tarutung, Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Panji yang sama juga ditemukan oleh Pemerintah Kolonial Belanda di Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.

Bendera yang digunakan oleh Sisingamangaraja XII pada masa kekuasaannya.

Arti sunting

Panji Sisingamangaraja XII terdiri dari beberapa unsur dengan filosofinya tersendiri.

  1.   Warna Putih (borna bontar), melambangkan "partondi hamalimon" (berjiwa yang suci).
  2.   Warna Merah (borna rara), melambangkan "parsinabul di habonaran" (menyuarakan kebenaran dan keadilan).
  3.   Dua Bilah Pedang, melambangkan "sirungnungi na dapot bubu" (melepaskan yang terpasung dan memerdekakan yang tertindas).
  4.   Lingkaran Putih, melambangkan "mataniari sidompahon" (matahari yang tidak bisa ditentang, yang kepadanya semua tertuju).
  5.   Delapan Sudut, melambangkan delapan "desa naualu" (delapan mata angin, dukungan dari segala arah).

Pengaruh sunting

Panji yang digunakan oleh Sisingamangaraja XII dipengaruhi oleh bendera Alam Zulfikar. Alam Zulfikar merupakan bendera dengan pedang bermata dua yang populer di Arab, Turki, Persia, dan yang kemudian dipakai juga oleh Kesultanan Aceh sebagai tanda ketundukan kepada Khalifah di Istanbul.

Penggunaan kontemporer sunting

Panji Sisingamangaraja XII digunakan oleh Yayasan Pendidikan Sisingamangaraja XII sebagai bagian dari logo lembaga-lembaga pendidikan yang didirikan oleh yayasannya.

Galeri sunting

Lihat pula sunting

Referensi sunting