Asteroid

benda langit kecil yang bukan komet

Asteroid, disebut juga planet minor atau planetoid, adalah benda berukuran lebih kecil daripada planet, tetapi lebih besar daripada meteoroid, umumnya terdapat di bagian dalam Tata Surya (lebih dalam dari orbit planet Neptunus). Asteroid berbeda dengan komet dari penampakan visualnya. Komet menampakkan koma ("ekor") sementara asteroid tidak. Istilah ini secara historis ditujukan untuk semua objek astronomis yang mengelilingi matahari dan setelah diobservasi tidak memiliki karakteristik komet aktif.

Ada jutaan asteroid, yang menurut pemikiran banyak orang adalah sisa-sisa kehancuran planetisimal, material di dalam solar nebula matahari muda yang tidak pernah tumbuh besar untuk menjadi planet.[1] Mayoritas asteroid yang telah diketahui mengorbit pada sabuk asteroid di antara orbit Mars dan Jupiter atau berbagi orbit dengan Jupiter (Asteroid Troya Jupiter). Tetapi, terdapat keluarga orbit lainnya dengan populasi signifikan, termasuk asteroid dekat-Bumi. Asteroid individual diklasifikasikan berdasarkan karakteristik spektrum emisi mereka, dengan mayoritas terbagi menjadi tiga kelompok utama: tipe-C, tipe-M, dan tipe-S. Kelompok ini diberi nama dan umumnya diidentifikasi dari komposisi karbon, logam, dan silikat.

Hanya satu asteroid, 4 Vesta, yang memiliki permukaan relatif reflektif, secara normal dapat dilihat dengan mata telanjang dan ini hanya pada langit yang sangat gelap dan posisinya memungkinkan. Asteroid-asteroid kecil yang melintas dekat dengan bumi jarang dapat dilihat dengan mata telanjang dalam waktu yang singkat.[2] Hingga April 2016, Pusat Planet Minor memiliki data lebih dari 1,3 juta objek di dalam dan luar Tata Surya, 750.000 di antaranya telah memiliki informasi yang cukup untuk penamaan bernomor.[3]

Penemuan sunting

 
243 Ida dan bulannya, Dactyl. Dactyl adalah satelit asteroid pertama yang ditemukan.

Asteroid yang pertama kali ditemukan adalah Ceres pada tahun 1801 oleh Giuseppe Piazzi dan pada awalnya dipertimbangkan sebagai planet baru.[note 1] Penemuan ini diikuti dengan penemuan benda-benda lainnya yang serupa, yang dengan peralatan saat itu, terlihat sebagai titik-titik cahaya, seperti bintang, menunjukkan cakram planet dalam bentuk kecil atau tidak ada sama sekali, meskipun secara mudah dapat dibedakan dari bintang karena gerakan mereka yang terlihat. Hal ini mendorong astronom Sir William Herschel untuk mengusulkan istilah "asteroid",[4] berasal dari bahasa Yunani, ἀστεροειδής asteroeidēs berarti 'seperti bintang, berbentuk bintang', dari bahasa Yunani Kuno, ἀστήρ astēr yang artinya 'bintang, planet'.

Metode-metode historis sunting

Metode-metode penemuan asteroid telah berkembang secara dramatis dalam dua abad terakhir.

Pada beberapa tahun terakhir abad ke-18, Baron Franz Xaver von Zach mengorganisasi suatu kelompok terdiri atas 24 orang astronom mencari planet yang hilang pada jarak sekitar 2,8 au dari matahari berdasarkan hukum Titius-Bode karena hukum itu juga digunakan oleh Sir William Herschel untuk menemukan planet Uranus tahun 1781. Tugas ini membutuhkan grafik langit yang ditulis tangan berisi semua bintang pada sabuk zodiak hingga batas penglihatan yang disepakati. Malam berikutnya, langit akan dipetakan lagi seperti grafik sebelumnya dan diharapkan setiap objek yang bergerak akan terlihat. Gerakan planet hilang yang dicari sekitar 30 detik busur per jam secara mudah terlihat oleh pengamat.

 
Gambar asteroid (Ceres dan Vesta) pertama dari Mars – dilihat dari Curiosity (20 April 2014).

Objek pertama, Ceres, tidak ditemukan oleh anggota kelompok itu, tetapi lebih karena ketidaksengajaan tahun 1801 oleh Giuseppe Piazzi, direktur observatorium Palermo di Sisilia. Ia menemukan objek baru mirip bintang di Taurus dan mengikuti perpindahan objek ini selama beberapa malam. Kemudian pada tahun yang sama, Carl Friedrich Gauss menggunakan hasil observasi tersebut untuk menghitung orbit objek yang belum dikenal itu, yang diketahui berada di antara planet Mars dan Jupiter. Piazzi mengambil namanya dari Seres, dewi pertanian Romawi.

Tiga asteroid lain, yaitu (2 Pallas, 3 Juno, dan 4 Vesta) ditemukan beberapa tahun kemudian. Vesta ditemukan tahun 1807. Setelah delapan tahun mencari tanpa hasil, sebagian besar astronom berpendapat bahwa tidak ada lagi objek baru dan tidak melanjutkan pencarian.

Namun, Karl Ludwig Hencke bertahan dan mulai mencari asteroid lagi tahun 1830. Lima belas tahun kemudian, ia menemukan 5 Astraea, asteroid baru pertama dalam kurun waktu 38 tahun. Ia juga menemukan 6 Hebe kurang dari dua tahun kemudian. Setelah itu, astronom-astronom lain bergabung dalam pencarian dan sedikitnya satu asteroid baru ditemukan setiap tahun (kecuali dalam masa perang tahun 1945). Pemburu-pemburu asteroid ternama pada awal era ini adalah J. R. Hind, Annibale de Gasparis, Robert Luther, H. M. S. Goldschmidt, Jean Chacornac, James Ferguson, Norman Robert Pogson, E. W. Tempel, J. C. Watson, C. H. F. Peters, A. Borrelly, J. Palisa, Henry bersaudara, dan Auguste Charlois.

Tahun 1891, Max Wolf merintis penggunaan astrofotografi untuk mendeteksi asteroid, yang terlihat sebagai garis-garis pendek pada pelat fotografis pajanan lama. Metode ini secara dramatis meningkatkan tingkat deteksi dibandingkan dengan metode-metode visual sebelumnya. Wolf sendiri menemukan 248 asteroid, dimulai dengan 323 Brucia, sedangkan hingga saat itu asteroid yang telah ditemukan baru berjumlah 300 lebih sedikit. Setelah diketahui bahwa masih banyak lagi, kebanyakan astronom tidak memedulikannya, menyebutnya "kutu langit",[5] sebuh frasa yang secara beragam dikaitkan dengan Eduard Suess[6] dan Edmund Weiss.[7] Bahkan hingga seabad kemudian, hanya beberapa ribu asteroid telah diidentifikasi, dinomori, dan diberi nama.

Penamaan sunting

Sebuah asteroid yang baru ditemukan diberikan suatu penandaan sementara (contohnya 2002 AT4) terdiri atas tahun penemuan dan kode alfanumerik yang menunjukkan setengah bulanan dari penemuan dan urutan penemuan dalam setengah bulanan tersebut. Setelah orbit asteroid terkonfirmasi, asteroid tersebut diberikan angka dan kemudian dapat juga diberikan nama (contohnya 433 Eros). Konvensi penamaan formal menggunakan tanda kurung di sekitar angka (contohnya (433) Eros), tetapi tanpa tanda kurung sudah umum digunakan. Secara informal, hal yang umum juga menyebutkan nama tanpa angka, atau angka tidak lagi disebutkan setelah penyebutan pertama apabila nama asteroid disebutkan berulang-ulang.

Simbol sunting

Asteroid yang pertama ditemukan ditandai dengan simbol ikon menyerupai yang digunakan untuk menandai planet secara tradisional. Hingga tahun 1855 ada dua lusin simbol asteroid yang sering muncul dalam beragam varian.[8]

Asteroid Simbol Tahun
1 Ceres     Sabit Seres, jika diputar menyerupai huruf C 1801
2 Pallas   Tombak Athena (Pallas) 1801
3 Juno   Tongkat berujung bintang milik Yuno, Sang Ratu Surga 1804
4 Vesta     Altar dan api suci Vesta 1807
5 Astraea   Sebuah timbangan atau jangkar terbalik, simbol keadilan 1845
6 Hebe   Cangkir Hebe 1847
7 Iris   Pelangi dan sebuah bintang 1847
8 Flora    Setangkai bunga 1847
9 Metis   Mata kebijaksanaan dan sebuah bintang 1848
10 Hygiea     Ular Hygieia dan sebuah bintang atau Tongkat Asclepius 1849
11 Parthenope     Sebuah harpa atau seekor ikan dan sebuah bintang; simbol Siren 1850
12 Victoria   Bunga laurel kejayaan dan sebuah bintang 1850
13 Egeria   Sebuah perisai, simbol perlindungan Egeria, dan sebuah bintang 1850
14 Irene   Seekor merpati membawa sebuah ranting zaitun (simbol dari irene
'perdamaian') dengan sebuah bintang di atas kepalanya,[9] atau
sebuah ranting zaitun, bendera perdamaian, dan sebuah bintang
1851
15 Eunomia   Hati, simbol keteraturan (eunomia), dan bintang 1851
16 Psyche   Sayap kupu-kupu, simbol the roh
(psyche), dan bintang
1852
17 Thetis   Seekor lumba-lumba, simbol Thetis, dan bintang 1852
18 Melpomene   Belati Melpomene dan bintang 1852
19 Fortuna   Roda keberuntungan dan bintang 1852
26 Proserpina   Delima Proserpine 1853
28 Bellona   Cambuk dan tombak Bellona[10] 1854
29 Amphitrite   Kerang Amfitrit dan bintang 1854
35 Leukothea   Cahaya mercu suar, simbol Leucothea[11] 1855
37 Fides   Salib keyakinan (fides)[12] 1855

Asteroid dalam sistem tatasurya sunting

 
Sabuk asteroid (titik-titik putih).
 
253 Mathilde, asteroid tipe C berukuran sekitar 50 kilometer (30 mil) melintang, dengan setengah dari ukuran itu adalah kawah-kawah. Foto diambil tahun 1997 oleh wahana NEAR Shoemaker.
 
Dari kiri ke kanan: 4 Vesta, 1 Ceres, Bulan.

Sudah sebanyak ratusan ribu asteroid di dalam tatasurya kita diketemukan dan kini penemuan baru itu rata-rata sebanyak 5000 buah per bulannya. Pada 27 Agustus 2006, dari total 339.376 planet kecil yang terdaftar, 136.563 di antaranya memiliki orbit yang cukup dikenal sehingga bisa diberi nomor resmi yang permanen. Di antara planet-planet tersebut, 13.350[13] memiliki nama resmi (trivia: kira-kira 650 di antara nama ini memerlukan tanda pengenal). Nomor terbawah tetapi berupa planet kecil tak bernama yaitu (3360) 1981 VA; planet kecil yang dinamai dengan nomor teratas (kecuali planet katai 136199 Eris serta 134340 Pluto), yaitu 129342 Ependes.[14]

Kini diperkirakan bahwa asteroid yang berdiameter lebih dari 1 km dalam sistem tatasurya tatasurya berjumlah total antara 1.1 hingga 1.9 juta.[15] Astéroid terluas dalam sistem tatasurya sebelah dalam, yaitu 1 Ceres dengan diameter 900–1000 km. Dua asteroid sabuk sistem tatasurya sebelah dalam, yaitu 2 Pallas dan 4 Vesta; keduanya memiliki diameter ~ 500 km. Vesta merupakan asteroid sabuk paling utama yang kadang-kadang terlihat oleh mata telanjang (pada beberapa kejadian yang cukup jarang, asteroid yang dekat dengan bumi dapat terlihat tanpa bantuan teknis; lihat 99942 Apophis).

Massa seluruh asteroid Sabuk Utama diperkirakan sekitar 3.0-3.6×1021 kg,[16][17] atau kurang lebih 4% dari massa bulan. Dari kesemuanya ini, 1 Ceres bermassa 0.95×1021 kg, 32% dari totalnya. Kemudian asteroid terpadat, 4 Vesta (9%), 2 Pallas (7%) dan 10 Hygiea (3%), menjadikan perkiraan ini menjadi 51%; tiga seterusnya, 511 Davida (1.2%), 704 Interamnia (1.0%) dan 3 Juno (0.9%), hanya menambah 3% dari massa totalnya. Jumlah asteroid berikutnya bertambah secara eksponensial walaupun massa masing-masing turun. Dikatakan bahwa asteroid Ida juga memiliki sebuah satelit yang bernama Dactyl.

Misi Luar Angkasa sunting

Sudah ada beberapa misi luar angkasa yang dikhususkan untuk asteroid. Antara lain: Hayabusa 1, Hayabusa 2, OSIRIS-REx, LUCY, Near Shoemaker, Dawn, dan yang akan segera diluncurkan DART. Selain Hayabusa1 dan Hayabusa2, misi-misi ini adalah buatan NASA.

Catatan sunting

  1. ^ Ceres adalah asteroid terbesar dan sekarang diklasifikasikan sebagai planet katai. Saat ini semua asteroid lain diklasifikasikan sebagai Benda Kecil Tata Surya bersama-sama dengan komet, centaur (planet minor), dan objek-objek trans-Neptunus yang lebih kecil.

Referensi sunting

  1. ^ "What Are Asteroids And Comets?". Near Earth Object Program FAQ. NASA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 09-09-2010. Diakses tanggal 13-09-2010. 
  2. ^ Britt, Robert Roy (04-02-2005). "Closest Flyby of Large Asteroid to be Naked-Eye Visible". Space.com (dalam bahasa bahasa Inggris). Diakses tanggal 25-04-2016. 
  3. ^ "Provisional Designations". Minor Planet Center (dalam bahasa bahasa Inggris). 24-04-2016. Diakses tanggal 25-04-2016. 
  4. ^ Dalam sebuah presentasi lisan ("HAD Meeting with DPS, Denver, October 2013 - Abstracts of Papers". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-09-01. Diakses tanggal 14-10-2013.  ), Clifford Cunningham mempresentasikan temuannya bahwa istilah itu ditemukan oleh Charles Burney, jr., putra teman Herschel, lihat "Local expert reveals who really coined the word 'asteroid'". South Florida Sun-Sentinel. 08-10-2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-11-30. Diakses tanggal 10-10-2013.  Lihat pula Wall, Mike (10-01-2011). "Who Really Invented the Word 'Asteroid' for Space Rocks?". SPACE.com. Diakses tanggal 10-10-2013. 
  5. ^ Friedman, Louis D. (19-02-2013). "Vermin of the Sky: The Society's Long History with Asteroids". The Planetary Society (dalam bahasa bahasa Inggris). Diakses tanggal 25-04-2016. 
  6. ^ Hale, George E. (1916). "Address at the semi-centennial of the Dearborn Observatory: Some Reflections on the Progress of Astrophysics". Popular Astronomy. 24: 550–558, at p 555. Bibcode:1916PA.....24..550H. 
  7. ^ Seares, Frederick H. (1930). "Address of the Retiring President of the Society in Awarding the Bruce Medal to Professor Max Wolf". Publ. Astr. Soc. Pacific. 42: 5–22, at p 10. Bibcode:1930PASP...42....5S. doi:10.1086/123986. 
  8. ^ Gould, B. A. (1852). "On the Symbolic Notation of the Asteroids". Astronomical Journal. 2: 80. Bibcode:1852AJ......2...80G. doi:10.1086/100212. 
  9. ^ Hilton, James L. (17-09-2001). "When Did the Asteroids Become Minor Planets". Diarsipkan dari versi asli tanggal 06-11-2007. Diakses tanggal 26-03-2006. 
  10. ^ Encke, J. F. (1854). "Beobachtung der Bellona, nebst Nachrichten über die Bilker Sternwarte". Astronomische Nachrichten. 38 (9): 143. Bibcode:1854AN.....38..143.. doi:10.1002/asna.18540380907. 
  11. ^ Rümker, G. (1855). "Name und Zeichen des von Herrn R. Luther zu Bilk am 19. April entdeckten Planeten". Astronomische Nachrichten. 40 (24): 373. doi:10.1002/asna.18550402405. 
  12. ^ Luther, R. (1856). "Schreiben des Herrn Dr. R. Luther, Directors der Sternwarte zu Bilk, an den Herausgeber". Astronomische Nachrichten. 42 (7): 107. Bibcode:1855AN.....42..107L. doi:10.1002/asna.18550420705. 
  13. ^ "Minor Planet Names". Diakses tanggal 2006-09-14. 
  14. ^ "Discovery Circumstances: Numbered Minor Planets (125001)-(130000)". Diakses tanggal 2006-07-12. 
  15. ^ "New study reveals twice as many asteroids as previously believed". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-06. Diakses tanggal 2006-03-28. 
  16. ^ Krasinsky, G. A.; Pitjeva, E. V.; Vasilyev, M. V.; Yagudina, E. I. (2002). "Hidden Mass in the Asteroid Belt". Icarus. 158 (1): 98–105. 
  17. ^ Pitjeva, E. V. (2005). "High-Precision Ephemerides of Planets - EPM and Determination of Some Astronomical Constants". Solar System Research. 39: 176. 

Lihat pula sunting

Pranala luar sunting

Navigasi planet minor
Didahului oleh:
'
Ceres Diikuti oleh:
2 Pallas