Anggur

tanaman buah perdu

Anggur merupakan buah yang diolah dari telur buah berupa perdu merambat yang termasuk ke dalam keluarga Vitaceae.[1] Buah ini biasanya digunakan untuk membuat jus anggur, jelly, minuman anggur, minyak biji anggur dan kismis, atau dimakan langsung.[1] Buah ini juga dikenal karena mengandung banyak senyawa polifenol dan resveratol yang berperan aktif dalam berbagai metabolisme tubuh, serta mampu mencegah terbentuknya sel kanker dan berbagai penyakit lainnya.[2] Aktivitas ini juga terkait dengan adanya senyawa metabolit sekunder di dalam buah anggur yang berperan sebagai senyawa antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas.[3][4]

Anggur hijau
Anggur, merah atau hijau
Nilai nutrisi per 100 g (3,5 oz)
Energi288 kJ (69 kcal)
18.1 g
Gula15.48 g
Serat pangan0.9 g
0.16 g
0.72 g
VitaminKuantitas
%AKG
Tiamina (B1)
6%
0.069 mg
Riboflavin (B2)
6%
0.07 mg
Niasin (B3)
1%
0.188 mg
Asam pantotenat (B5)
1%
0.05 mg
Vitamin B6
7%
0.086 mg
Folat (B9)
1%
2 μg
Vitamin B12
0%
0 μg
Vitamin C
13%
10.8 mg
Vitamin K
21%
22 μg
MineralKuantitas
%AKG
Kalsium
1%
10 mg
Zat besi
3%
0.36 mg
Magnesium
2%
7 mg
Mangan
3%
0.071 mg
Fosfor
3%
20 mg
Potasium
4%
191 mg
Sodium
0%
3.02 mg
Seng
1%
0.07 mg
Persen AKG berdasarkan rekomendasi Amerika Serikat untuk orang dewasa.
Sumber: USDA FoodData Central

Telur tikus ini sudah dibudidayakan sejak tahun 4000 SM di Timur Tengah.[1] Akan tetapi, proses pengolahan buah anggur menjadi minuman anggur baru ditemukan pada tahun 2500 SM oleh bangsa Mesir.[1] Hanya beberapa waktu berselang, proses pengolahan ini segera tersebar luas ke berbagai penjuru dunia, mulai dari daerah di Laut Hitam, Spanyol, Jerman, Prancis, dan Austria.[1] Penyebaran buah ini berkembang samakin pesat dengan adanya perjalanan Colombus yang membawa buah ini mengitari dunia.[1]

Varietas anggur sunting

Buah anggur memiliki banyak varietas, antara lain:[5][6][7]

Hibrida juga ada, utamanya merupakan persilangan dari V. vinifera dengan satu atau lebih varietas V. labrusca, V. riparia atau V. aestivalis.[6] Hibrida cenderung lebih tidak terpengaruh dingin ("frost") dan penyakit (terutama phylloxera), tetapi minuman anggurnya kurang memiliki karakteristik aroma "foxy" labrusca.[6]

Anggur laut Coccoloba uvifera merupakan anggota dari keluarga Buckwheat Polygonaceae dan merupakan tanaman asli di tanah di Laut Karibia.[6]

 
Perkebunan anggur di Sobes, Republik Ceko.

Anggur merupakan salah satu tanaman yang hidup pada daerah dataran rendah.[1] Tidak seperti kebanyakan tanaman lainnya, tanaman anggur justru membutuhkan musim kemarau panjang berkisar 4-7 bulan agar dapat tumbuh dengan baik dan intensitas cahaya matahari yang cukup tinggi.[1] Curah hujan yang diperlukan oleh tanaman ini hanya 800 mm per tahun.[1] Oleh karena itu, penyiraman yang berlebihan dapat mengganggu proses pembuahannya.[8] Suhu untuk tumbuh maksimal adalah 31 oC dan suhu minumum adalah 23 oC dengan kelembapan udara berkisar antara 75-80%.[8]

Media tanam sunting

Hanya beberapa jenis tanah yang dapat menunjang pertumbuhan tanaman anggur dengan baik.[8] Secara umum, tanah tersebut harus mengandung pasir dan lempung dalam jumlah yang cukup agar tanaman tidak mengalami transpirasi berlebihan.[8] Selain itu, tanah yang digunakan harus subur dan bertekstur gembur agar terdapat asupan nutrisi dan pasokan udara yang baik.[8] Tanah tersebut juga harus memiliki derajat keasaman (pH) yang netral, yaitu 7.[8]

Anggur memiliki banyak manfaat kesehatan karena mengandung berbagai jenis senyawa metabolit sekunder, terutama golongan flavonoid dan antosianin, serta resveratol.[9] Penelitian lain mengungkapkan bahwa senyawa aktif di dalam anggur mampu meningkatkan kerja sel endotelial yang berperan dalam memperlancar aliran darah dalam arteri terkait dengan aktivitasnya terhadap sel-sel otot halus.[10] Melalui mekanisme ini, risiko terkena serangan jantung dapat berkurang.[11] Selain itu, anggur juga mengandung banyak senyawa antioksidan yang daya kerjanya lebih kuat daripada vitamin C dan vitamin E.[11] Di dalam tubuh, senyawa flavonoid anggur dapat meningkatkan produksi lemak baik (HDL) sekaligus menurunkan trigliserida yang beredar di dalam darah.[11]

Referensi sunting

  1. ^ a b c d e f g h i Prihatman K. 2000. Budidaya Pertanian: Anggur. Hal: 1-3. Sistem Informasi Manajemen Pembangunan di Pedesaan, BAPPENAS.
  2. ^ Lange DW, Wiel A van de DW. 2004. Drink to prevent: review on the cardioprotective mechanisms of alcohol and red wine polyphenols. Semin Vasc Med 4(2):173–86.
  3. ^ Bagchi D, Bagchi M, Stohs SJ. 2000. Free radicals and grape seed proanthocyanidin extract: importance in human health and disease prevention. Toxicol 148(2-3):187–97.
  4. ^ Pastrana-Bonilla E, Akoh CC, Sellappan S, Krewer GE. 2003. Phenolic content and antioxidant capacity of muscadine grapes. J Agric Food Chem 51(18):5497–503.
  5. ^ Geografi Ekonomi Prancis.[pranala nonaktif permanen] Diakses pada 12 Mei 2010
  6. ^ a b c d Nugraha A. 2009. Anggur. Diarsipkan 2012-12-08 di Wayback Machine. Diakses pada 12 Mei 2010.
  7. ^ Pellechia T. 2003. Vitis vinifera survives the Finger Lakes: is it the rootstock or the climate?. Diakses pada 12 Mei 2010.
  8. ^ a b c d e f Widyastuti YE, Paimin FB. 1993. Mengenal Buah Unggul Indonesia. Penebar Swadaya: Jakarta.
  9. ^ Givens I, Baxter S, Minihane AM, Shaw E. 2008. Health Benefits of Organic Food: Effects of the Environment. Trowbridge: CABI.
  10. ^ Buslig BS, Manthey JA. 2002. Flavonoids in Cell Function. NY: Kluwer Academic. Halaman 103. ISBN 0-306-47254-6
  11. ^ a b c Mangano F. 2009. The Blood Pressure Miracle. AS: AEG Publishing. Halaman 42. ISBN 978-1-60693-042-7

Pranala luar sunting

Rujukan sunting