7 Up

merek minuman karbonasi

7 Up atau Seven Up adalah sebuah merek minuman ringan rasa lemon-jeruk nipis asal Amerika Serikat. Di AS, produk ini diproduksi oleh Keurig Dr Pepper, sedangkan untuk pasar di luar AS, diproduksi oleh PepsiCo. Produk yang menjadi saingan utamanya adalah Sprite.

7 Up
Logo 7 Up untuk pasar AS (kiri) dan pasar internasional (kanan) sejak 2015
JenisMinuman ringan lemon-jeruk nipis
ProdusenKeurig Dr Pepper (Amerika Serikat)
PepsiCo (internasional)
Negara asalAmerika Serikat
Diperkenalkan19 Juni 1929; 94 tahun lalu (1929-06-19) (sebagai Bib-Label Lithiated Lemon-Lime Soda)
23 Juni 1936; 87 tahun lalu (1936-06-23) (sebagai 7 Up)
WarnaTransparan
Pink (Cherry/Diet Cherry, hanya tersedia di AS)
Varian
Daftar
  • dnL
  • 7 Up Plus
  • 7 Up Ten
  • Tropical 7 Up
  • 7 Up nimbooz
  • 7 Up nimbooz masala soda (India)
  • 7 Up Retro (diluar AS)
  • Diet 7 Up
  • 7 Up Zero Sugar
  • Cherry 7 Up
  • Diet Cherry 7 Up
  • Cherry 7 Up Zero Sugar
  • Orange 7 Up
  • Raspberry 7 Up
  • 7 Up Free
  • 7 Up Free Mojito (Britania Raya, Irlandia, Jerman)
  • 7 Up Light
  • 7 Up Lime
  • 7 Up Cherry (Britania Raya)
  • 7 Up Mojito (Prancis)
  • 7 Up Gold
  • 7 Up Revive
  • 7 Up Ice Cola
  • 7 Up Citrus Splash
  • 7 Up Lemon Squeeze
  • 7 Up Tropical (Prancis)
  • 7 Up Tropical Splash
  • 7 Up Pomegranate
  • 7 Up Frootaz
  • 7 Up Yerbabuen
Produk terkaitMitsuya Cider, Sprite, Sierra Mist, Bubble Up, Starry
Situs webwww.7up.com

Sejarah sunting

 
Botol 7 Up versi awal
 
Kaleng 7 Up di Hong Kong, 2017

Charles Leiper Grigg, pemilik The Howdy Corporation yang berbasis di St. Louis merupakan penemu minuman ini.[1] Mulanya produk ini dipasarkan sebagai soda kesehatan bernama "Bib-Label Lithiated Lemon-Lime Soda" di tahun 1929,[2] dengan mengandung litium sitrat yang mampu menghilangkan stres (hingga 1948).[3][4] Namanya kemudian diperpendek menjadi "7 Up Lithiated Lemon Soda", sebelum menjadi "7 Up" saja di tahun 1936.[5] Kurang jelas sebenarnya apa arti dari angka "7" dalam nama barunya,[6] dimana ada yang berpendapat diambil dari 7 bahan utama dari produk ini,[7][8] massa atom litium yang sebesar 7,[9] atau kemasannya yang berupa botol 7 ons.

Hingga tahun 1978 7 Up diproduksi oleh perusahaan milik keluarga Grigg, yang kemudian menjualnya ke perusahaan rokok Philip Morris. Di tahun 1986, Philip Morris memecah produksi 7 Up menjadi dua, dimana untuk pasar internasional dijual kepada PepsiCo (sampai saat ini),[10] sedangkan untuk pasar AS dilepas kepada perusahaan investasi Hicks & Haas.[11] Lalu, produsen 7 Up di AS melakukan merger dengan produsen Dr Pepper di tahun 1988, yang selanjutnya diakuisisi oleh Cadbury Schweppes di tahun 1995. Perusahaan makanan tersebut lalu melakukan spin-off perusahaan minumannya ke dalam Dr Pepper Snapple Group, yang setelah merger lagi dengan Keurig Green Mountain di tahun 2018 menjadi Keurig Dr Pepper.

7 Up di Indonesia sunting

Sebelum diakuisisi oleh PepsiCo, pembotolan 7 Up di Indonesia dilakukan perusahaan yang berbeda dengan pembotol Pepsi. Produsen pertamanya adalah PT Perusahaan Limun Indonesia (PLI), joint venture antara Fraser and Neave/F&N (40%)[12] dan PT Perusahaan Bir Indonesia sebagai pemegang lisensi.[13] F&N sendiri memberikan bantuan teknis bagi operasional perusahaan baru ini,[14] dengan pabriknya berada di Tangerang dan Surabaya.[15] Pada tahun 1986 PT PLI tercatat menjual 60.000 peti minuman botol 7 Up perbulan dan juga menjual versi kaleng. Selain perusahaan tersebut, ada juga PT Trans Toba Asia Bottling yang berbasis di Medan sebagai pemegang lisensi produksi 7 Up untuk wilayah Sumatera Utara.[16] Perusahaan ini kemudian diakuisisi oleh PT Pabrik Es Siantar (yang lebih dikenal sebagai produsen minuman soda Cap Badak) pada Agustus 1988.[17]

Dalam perkembangannya hak produksi 7 Up untuk pasar di luar AS diakuisisi oleh PepsiCo, sehingga produksi 7 Up di Indonesia dialihkan ke perusahaan pembotol Pepsi. Khusus di Sumatera Utara, mengingat PT Pabrik Es Siantar sejak tahun 1982 sudah menjadi pembotol Pepsi, maka produksi 7 Up tetap dilanjutkan oleh perusahaan tersebut sejak Desember 1988 hingga beberapa tahun kemudian.[18] Sedangkan hak produksi Pepsi (dan "saudara"-nya seperti Mirinda dan Mountain Dew) di pulau Jawa ada pada PT Pancaran Citra/PT Mantrust Beverages milik grup Mantrust,[19][20][21] namun akibat kebangkrutannya di awal 1990-an, PepsiCo mengalihkannya kepada Grup Salim mulai Oktober 1993.[22] Sebagai bagian kerjasama keduanya, di tanggal 22 Desember 1993 berdiri PT Pepsi-Cola Indobeverages yang dipegang Salim (lewat PT Gapura Usahatama) 51% dan PepsiCo (lewat Seven Up Netherlands B.V.) 49%.[23] Perusahaan ini kemudian menjadi produsen baru 7 Up di Indonesia.

Pada tanggal 12 September 2013, 49% saham PepsiCo di PT Pepsi-Cola Indobeverages diakuisisi oleh PT Indofood Asahi Sukses Beverage/IASB dan PT Asahi Indofood Beverage Makmur/AIBM (perusahaan patungan Indofood CBP-Asahi Breweries) dalam transaksi bernilai US$ 30 juta,[24] yang diiringi pergantian namanya menjadi PT Prima Cahaya Indobeverages. Lalu pada 29 Juni 2018, perusahaan tersebut dimerger bersama dengan PT IASB dan PT Buana Distrindo ke dalam PT AIBM, pasca-pelepasan saham Asahi.[25] Hal ini membuat produksi Pepsi, 7 Up, Mirinda dan produk lainnya beralih ke PT Anugerah Indofood Barokah Makmur (nama baru AIBM). Namun, semakin lama nampak pemasaran produk-produk PepsiCo di Indonesia kurang diseriusi oleh Indofood dengan produk-produknya banyak menghilang di pasaran.[26] Akhirnya, mulai 10 Oktober 2019, kontrak antara PT Anugerah Indofood Barokah Makmur dengan PepsiCo berakhir sehingga semua produk minuman dari PepsiCo berhenti dijual di Indonesia.[27]

Rujukan sunting

  1. ^ "7 Up – The Making of a Legend". brandspeoplelove.com. Cadbury-Schweppes. 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal April 30, 2008. Diakses tanggal February 6, 2016. 
  2. ^ Bellis, Mary (December 21, 2013). "The History of 7up – Charles Leiper Grigg". inventors.about.com. Diakses tanggal January 16, 2014. [pranala nonaktif permanen]
  3. ^ Abbott, Alison (April 15, 2019). "The sorrows of psychiatry". Nature (dalam bahasa Inggris). 568 (7752): 314–315. Bibcode:2019Natur.568..314A. doi:10.1038/d41586-019-01170-1 . 
  4. ^ Tiekink, Edward R.T.; Gielen, Marcel (2005). Metallotherapeutic Drugs and Metal-based Diagnostic Agents : The Use of Metals in Medicine . Chichester: John Wiley and Sons. hlm. 3. ISBN 978-0470864036. 
  5. ^ Mikkelson, Barbara (April 27, 2014). "Origins of the 7Up Soft Drink Name". Snopes. Diakses tanggal September 5, 2021. 
  6. ^ Mikkelson, Barbara (January 13, 2010). "7Up". snopes.com. Diakses tanggal January 16, 2014. 
  7. ^ "The Original 7-Up Was A Mind-Altering Substance". HuffPost. September 17, 2014. 
  8. ^ britvic.co.uk Diarsipkan April 5, 2018, di Wayback Machine.
  9. ^ Graedon, Joe (August 21, 2017). "Rediscovering Lithium for Mood Disorders". peoplespharmacy.com. The People's Pharmacy. Diakses tanggal August 30, 2017. 
  10. ^ "PepsiCo Buys Seven-Up's International Division". The New York Times. July 15, 1986. 
  11. ^ "Seven-Up Sale Set at $240 Million". The New York Times. October 4, 1986. 
  12. ^ Industrial Companies Year Book
  13. ^ Profile of 100 Top Industries & Managers in Indonesia
  14. ^ Companies Handbook of the Kuala Lumpur Stock Exchange Berhad, Volume 3
  15. ^ Economic Bulletin
  16. ^ Rintisan Bisnis Tanri Abeng, Memimpin Perusahaan Bir Sampai Menjadi Manajer ...
  17. ^ Jakarta Jakarta
  18. ^ BAB I Industrri
  19. ^ 7 UP-Lemon soda-330mL-Indonesia
  20. ^ Eksekutif, Masalah 205-207
  21. ^ Dunia EKUIN dan PERBANKAN, Volume 5,Masalah 5-6
  22. ^ Informasi, Masalah 215-220
  23. ^ Perusahaan Minuman Ringan di Jakarta, PEPSI-COLA INDOBEVERAGES, PT
  24. ^ 2013 Tahun Akuisisi Grup Salim, Bagaimana Prospek Sahamnya?
  25. ^ LapTahunan ICBP 2019
  26. ^ Dikabarkan putus kerja sama dengan Pepsi, ini kata Indofood (ICBP)
  27. ^ Pepsi Hengkang dari RI, Coca Cola Justru Ekspansi Pabrik

Pranala luar sunting